Artifisial Old Vs Artifisial Trust
Dalam dunia keuangan modern, dua bentuk uang yang sangat berbeda, namun sama-sama “artifisial”, mendominasi percakapan: uang fiat dan cryptocurrency. Meskipun keduanya diciptakan oleh manusia dan tidak memiliki nilai intrinsik, mereka beroperasi dengan cara yang berbeda.
Artifisial Old: Uang Fiat
Uang fiat adalah mata uang yang nilainya ditetapkan oleh pemerintah dan tidak didukung oleh komoditas fisik seperti emas atau perak. Nilainya berasal dari otoritas yang mengeluarkannya dan mandat hukum yang mengharuskan penggunaannya sebagai alat pembayaran yang sah.
Konsep uang fiat telah ada sejak zaman kuno, dengan contoh awal seperti uang kertas yang digunakan di Tiongkok selama Dinasti Tang dan Dinasti Song untuk memonopoli nilai.
Kepercayaan terhadap uang fiat sepenuhnya bergantung pada stabilitas dan kredibilitas pemerintah yang mengeluarkannya. Bank sentral seperti BI memiliki kontrol penuh atas pencetakan uang dan kebijakan moneter, yang memungkinkan mereka mengelola inflasi dan resesi & mencetak uang tanpa batas.
Alih alih bahwa Uang fiat mudah digunakan, praktis untuk transaksi sehari-hari, dan fleksibel dalam kebijakan moneter. Pemerintah dan bank sentral memiliki kekuasaan menyesuaikan jumlah uang yang beredar/di edarkan. Resikonya, Jika kepercayaan terhadap pemerintah menurun. Nilai uang fiat juga dapat terpengaruh oleh kebijakan ekonomi dan politik.
Artifisial Trust: Cryptocurrency
Cryptocurrency berisi Hash, paradigma umum menyebutnya mata uang digital yang menggunakan teknologi blockchain dan kriptografi untuk mengamankan transaksi. Kripto pertama, diperkenalkan pada tahun 2009 oleh entitas dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Tidak seperti uang fiat, cryptocurrency tidak dikendalikan oleh otoritas pusat karena nilainya ditentukan oleh market.
Cryptocurrency beroperasi dalam sistem desentralisasi yang dikenal sebagai “trustless” system. Kepercayaan dalam cryptocurrency bukan didasarkan pada otoritas pusat, tetapi pada algoritma kriptografi dan konsensus jaringan. Blockchain memastikan bahwa semua transaksi tercatat secara transparan dan tidak dapat diubah, menciptakan kepercayaan melalui teknologi. Desentralisasi disini diasumsikan mengurangi risiko kontrol dan manipulasi oleh otoritas tunggal.
Cryptocurrency juga memberikan akses keuangan kepada individu yang tidak memiliki akses ke bank tradisional.
Namun ia memiliki Volatilitas tinggi membuat nilai cryptocurrency bisa sangat fluktuatif. Kurangnya regulasi dan pemahaman teknologi di kalangan masyarakat luas juga menjadi hambatan untuk adopsi massal.
Pada prinsipnya, Uang fiat dan cryptocurrency mewakili dua pendekatan yang sangat berbeda terhadap konsep uang. Uang fiat sebagai bentuk “artifisial kuno” bergantung pada kepercayaan terhadap otoritas pusat dan sistem yang diatur secara ketat. Di sisi lain, cryptocurrency sebagai bentuk “artifisial kepercayaan” modern menawarkan desentralisasi dan keamanan berbasis teknologi, tetapi menghadapi tantangan dalam adopsi dan regulasi.
Kedua sistem ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan masa depan mungkin akan melihat integrasi atau evolusi dari kedua konsep ini untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih inklusif dan stabil.@*
Penulis merupakan Degens Maxi, istilah baru bagi warga pecinta token meme kripto