SURABAYA (SurabayaPostNews.com) – Korban pembunuhan brutal di Fitnes Araya Club’House Ferdi Chandra mendapatkan luka cukup dalam di area leher. Darah yang keluar dari lukanya dikatakan mengalir cukup deras hingga harus di sumpal menggunakan handuk.
Kesaksian itu diungkap Purnomo, satu dari tiga orang saksi yang dihadirkan dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (9/9) sore.
Purnomo merupakan security di Fitnes Araya Club’ House, Surabaya. Sewaktu kejadian penikaman, ia adalah pihak yang melarikan Ferdi ke rumah sakit.
“Saya yang Bawa korban Ke Rumah Sakit, saya pegang lehernya saya tutupi pakai handuk. Saya lihat Ferdi masih hidup,”ungkap Purnomo.
Naas, meski sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawa Ferdi tidak dapat tertolong akibat banyaknya darah yang keluar dari luka dilehernya.
Meski tidak mengetahui dengan jelas awal mula penikaman itu, Purnomo menyaksikan adanya sebilah pisau yang ditancapkan oleh terdakwa Eren di leher Korban.
“Saya memihat pisaunya sudah menancap di dileher, nempel “kata Purnomo.
Melihat kejadian itu, Purnomo menyuruh Eren untuk segera membuang pisau yang ia gunakan menikam Ferdi. “Saya teriak, buang pisaunya. Kemudian dibuang oleh Eren,”beber Purnomo.
Dikesempatan yang sama, saksi Imanuel yang juga dihadirkan sebagai saksi dipersidangan menerangkan, sebelum Eren menikam Ferdi, Pelaku lebih dahulu berteriak-teriak mencari korban didalam araya Club’ House dengan nada tinggi.
“Bilang, Ferdi mana, Ferdi Mana?,”ungkap Security yang baru bekerja selama lima bulan di Araya Club’ itu.
Meski demikian, Imanuel mengaku tidak mengetahui secara detail permasalahan yang terjadi antara pelatih dan member itu sehingga terjadi insiden penikaman.
Penikaman oleh Eren ke Membernya sendiri, Ferdi Chandra ini diketahui terjadi pada 26 April 2021, pukul 08.15 WIB di Araya Family Club, Jalan Arif Rahman Hakim B1 No.12 Keputih, Surabaya.
Sebelum menjalankan aksinya, Eren terlebih dahulu mempersiapkan sebilah pisau yang ia beli di Supermarket Superindo. Pisau itu dibeli Eren dengan maksudkan untuk digunakan sebagai alat penikam pada Korban.
Eren diketahui menikam secara brutal sebanyak tujuh kali mengenai punggung dan leher korban. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawa Ferdi tidak bisa lagi tertolong karena banyak megeluarkan darah.@ (rb/L1)