BATU (Surabayapostnews) – Ketua Presidium Pokja Peningkatan Status Kota Batu, Andrek Prana menyatakan sebagai warga batu punya kewajiban berperan serta buat Kota Batu kedepan lebih baik,dan sudah waktunya orang batu jadi walikota di kota kelahirannya Pilkada mendatang.
Hal ini disampaikan Andrek Prana ketika diminta pendapat terkait Pilihan Wali Kota (Pilwali) Batu mendatang seperti apa yang diinginkan?.
“Sudah waktunya orang batu jadi walikota di kota kelahirannya pada Pilwali Batu mendatang,” katanya, Minggu (30 /6 /2024)
Itu alasannya, lantaran adanya ikatan emosional dengan tanah kelahiran, kerabat dan temen akan semakin menguatkan kebersamaan dalam membangun Kota Batu.
“Saya kira sudah saatnya masyarakat batu mempercayakan putra-putri terbaik Kota Batu menjadi pemimpin di kotanya,” ujarnya.
Seperti diketahui, menurut Andrek selama Kota Batu menjadi kota yang diperjuangkan tokoh – tokoh yang terhimpun dalam kelompok kerja (Pokja) peningkatan status Kota Batu 27 tahun lalu,1999 – 2001, belum satupun putra putri batu yang jadi walikota.
“Tiga walikota terdahulu semuanya dari luar Kota Batu.Salah satu rekomendasi pokja yang kita buat saat batu naik status jadi kota tahun 2001 berbunyi Wali Kota Batu diutamakan putra daerah,” tegas mantan kandidat walikota Batu periode 2002 dan 2007 ini.
Lantas tegas dia, banyak tokoh – tokoh asli kelahiran Kota Batu yang pantas ikut Pilkada dan jadi Wali Kota Batu, seperti halnya.
“Krisdayanti, Punjul Santoso, Nurochman, Didik Machmud, Heli Suyanto, Abdul Majid, Ludi Tarnanto, Ketua MPC Pemuda Pancasila Kota Batu Endro Wahyu, dan beberapa tokoh yang lain,” jelasnya.
Mereka jelas dia, karena ketokohan dan pengalamannya punya kapasitas buat mimpin Kota Batu.Olehkarena itu, Pilkada kali ini kesempatan buat orang batu menjadi pemimpin di kotanya, lantaran sebelum – sebelumnya hanya sebatas jadi penonton.
Sisi lain mantan Jurnalis ini sangat menyayangkan terkait sejumlah partai yang tidak berani mencalonkan kadernya, malah mencalonkan orang lain.
“Kita tahu siapapun boleh mencalonkan diri baik dari batu maupun luar kota. Pertimbangannya kalau orang batu sendiri dirasa lebih memahami kota dan masyarakatnya,” lanjutnya.
Terlebih lanjut dia, dalam Pilkada mendatang merupakan tantangan besar bagi masyarakat Kota Batu untuk mensukseskan kandidat kepala daerah asli bumi Kota Batu, lantaran ingin perubahan dan kerap disampaikan saatnya dipimpin orang batu.
“Disitu bisa teruji, selama ini kerap digembar – gemborkan sudah saatnya orang batu jadi pemimpin di kota kelahirannya, ketika dalan perhelatan Pilwali nanti masyarakat tidak bisa membuktikan seperti yang diinginkan bersama, itu patut dipertanyakan,” katanya.
Ini kata dia, jangan mudah hak pilih suara masyarakat tergilas dengan permainan politik uang, sehingga menjadi sebuah penyesalan selama
lima tahun, dan alih – alih masyarakat batu sebatas jadi penonton.
“Wayahe Wong mBatu” jadi pemimpin tanah kelahirannya, namun perlu figur yang berkarakter dan punya komitmen Kota Batu jadi lebih baik,” harap Andrek.(Gus)