SURABAYA (SurabayaPostNews) – Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 ( Untag ) Surabaya, Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi (Sistekin), Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC), David Akbar Putra Pratama, berhasil meraih Juara 1 Kategori Male Single Weapons dalam WOMAU International Martial Art Contest (IMAC) 2025 yang digelar di Chungju, Korea Selatan.
Selain David, mahasiswa Untag Surabaya lainnya juga menorehkan prestasi gemilang. Di antaranya Muhammad Rusyibihan Baqli (Manajemen) yang meraih Juara 1 Single Bare Hand Male, serta Hadi Firma Zyah (Ilmu Komunikasi) yang berhasil memperoleh Juara 3 Martial Art Battle Group dan Martial Art Performance Group.
David menceritakan perjalanan panjangnya hingga berhasil menembus ajang internasional tersebut.
“Saya ikut bela diri sejak SMP, terinspirasi dari ibu saya yang juga latihan. Dulu saya sempat vakum saat SMA, tapi mulai aktif lagi ketika sudah kerja,” ungkapnya (5/11).
Kesempatan tampil di kejuaraan dunia bukan hal yang datang tiba-tiba. David telah menantikan momen ini sejak 2019, namun rencana tersebut sempat tertunda akibat pandemi.
“Pada tahun 2022 sebenarnya ada seleksi lagi, tapi saya tidak ikut. Baru di tahun ini saya kembali berkesempatan dan berhasil lolos,” tambahnya.
Kategori Single Weapons yang diikutinya menuntut penguasaan teknik dan estetika gerakan.
“Di WOMAU itu lebih ke pertunjukan bela diri tradisional dunia. Kalau Indonesia menampilkan pencak silat, Malaysia juga silat, Jepang dengan karate, dan Korea ada taekwondo,” ujarnya.
Perjalanan menuju kemenangan tentu tidak mudah. David harus pandai membagi waktu antara pekerjaan, perkuliahan, dan tanggung jawab menjaga adik-adiknya. Namun, seluruh perjuangan itu terbayar lunas saat ia akhirnya berdiri di panggung internasional, membawa nama Indonesia dan Untag Surabaya dengan penuh kebanggaan.
“Ini pengalaman pertama saya go international. Sebelumnya baru ikut kompetisi tingkat daerah dan nasional di Jakarta serta Bali. Rasanya luar biasa,” katanya dengan bangga.
Prestasi yang diraih David dan dua mahasiswa lainnya menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Untag Surabaya tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga mampu bersaing di kancah internasional melalui dedikasi, disiplin, dan semangat pantang menyerah.
International Martial Art Contest 2025 merupakan ajang seni bela diri bergengsi yang mempertemukan perwakilan dari berbagai negara untuk menampilkan kekayaan seni bela diri tradisional dunia. Kompetisi ini berlangsung pada 10–13 September 2025, dan menjadi wadah bagi peserta untuk menunjukkan teknik, keindahan gerak, serta filosofi bela diri dari masing-masing negara.
