Harga Bitcoin Hari Ini Rp1,38 Miliar, Potensi Volatilitas Mengintai di Depan Mata

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, – Harga Bitcoin (BTC) pada hari ini, Kamis, 27 Februari 2025 pukul 11:12 WIB, tercatat berada di kisaran $84.745 atau setara dengan Rp1.385.556.562 (dengan kurs Rp16.355 per dolar AS).

 

Angka ini menunjukkan pemulihan dari level support trendline, sebagaimana dilaporkan pada pukul 08:00 WIB tadi pagi oleh Ajaib Investasi dalam cuitannya di X, yang menyebutkan, “Kamis (27/2) pukul 08.00 WIB, Bitcoin (BTC) diperdagangkan di $84.745 (IDR 1.385.556.562), rebound di support trendline.”

 

Menurut pasar, Bitcoin sedang berada di persimpangan penting dengan potensi penguatan sekaligus risiko penurunan yang signifikan.

 

Salah satu pendorong optimism adalah meningkatnya adopsi Bitcoin oleh institusi besar. Banyak perusahaan dan investor institusional mulai memandang Bitcoin sebagai cadangan nilai alternatif di tengah ketidakpastian ekonomi global. 

 

Dari sisi kebijakan, peluang persetujuan ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat menjadi katalis besar. Gautam Chhugani, analis dari Bernstein, dalam laporan yang diterbitkan pada 7 Februari 2025 di finansial.bisnis.com, menyatakan, “Keyakinan ini bergantung pada kemungkinan persetujuan Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat terhadap ETF Bitcoin spot dalam dua tahun ke depan,” memproyeksikan harga Bitcoin bisa meroket hingga Rp2,5 miliar atau lebih jika skenario ini terwujud.

 

Secara teknikal, Ajaib Investasi juga menyebutkan bahwa “BTC berpotensi menguat terbatas ke sekitar $85.000 – $88.000,” didukung oleh indikator Stochastic yang menunjukkan rebound dari area oversold.

 

Namun, volatilitas tetap menjadi tantangan. Jika harga gagal bertahan di atas support $85.000, analis memperingatkan potensi penurunan ke $80.000 atau lebih rendah, terutama jika sentimen pasar global memburuk.

 

Fahmi Almuttaqin, Analyst Reku, dalam artikel di Liputan6.com pada 3 Februari 2025, mengatakan, “Hal ini mensinyalir tingginya kekhawatiran investor terhadap potensi risiko ke depan yang mungkin dapat terjadi jika The Fed mulai kembali menaikkan suku bunga guna menekan inflasi,” menyoroti sensitivitas pasar kripto terhadap kebijakan moneter AS.

 

Koreksi pasca-reli juga menjadi risiko nyata. Setelah kenaikan signifikan di akhir 2024, aksi ambil untung bisa memicu penurunan jangka pendek, sebagaimana terlihat dalam fluktuasi harga baru-baru ini. “Pasca reli besar di akhir 2024, aksi ambil untung juga bisa memicu koreksi jangka pendek,”

 

Para ahli menyarankan untuk memantau level support di $85.000 dan resistensi di $88.000-$95.000 sebagai acuan. Panji Yudha, analis Ajaib Kripto, dalam prediksi pada 30 Januari 2025 di Blockchain Media Indonesia, memproyeksikan, “Bitcoin berpotensi naik ke US$105.000 jika berhasil menembus resistance trendline. 

Artikel ini tidak bertujuan melakukan ajakan investasi. 

Get real time updates directly on you device, subscribe now.