Kemenkes Sukses Skrining Kanker Serviks Dengan HPV DNA Dan Model Hub & Spoke

Capaian ini sangat signifikan, dengan tingkat partisipasi lebih dari 50%, jauh melampaui angka skrining nasional yang masih berada di bawah 10%

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

SURABAYA (SurabayaPostNews) – Kemitraan strategis antara Jhpiego Indonesia, Roche Diagnostics Indonesia, Bio Farma, dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sukses besar dalam melaksanakan “Studi Implementasi Skrining Kanker Serviks dengan HPV DNA dan Tes Mandiri Menggunakan Model Hub & Spoke” di Jawa Timur. ​

Studi yang berlangsung sejak November 2024 hingga November 2025 ini secara resmi ditutup dengan acara penutupan “Sesi Pembelajaran dan Apresiasi Proyek Percontohan Skrining Kanker Leher Rahim” yang berada di salah satu hotel diSurabaya, Rabu (19/11/2025).

​Kanker leher rahim merupakan penyebab kematian akibat kanker terbanyak kedua pada perempuan di Indonesia. Sayangnya, mayoritas kasus (70%) baru terdiagnosis pada stadium lanjut, padahal penyakit ini sangat dapat dicegah jika terdeteksi dini.

​Pelaksanaan studi percontohan ini merupakan bagian integral dari Rencana Nasional Eliminasi Kanker Serviks 2023-2030. Studi ini berfokus pada pentingnya skrining, mengingat penderita stadium awal sering kali tidak merasakan gejala.

​Proyek percontohan ini dilaksanakan di dua wilayah: ​Kelurahan Manukan Kulon, Surabaya (oleh Puskesmas Manukan Kulon) ​Desa Pilang, Kab. Sidoarjo (oleh Puskesmas Wonoayu)

​Hasilnya mencatat capaian yang sangat signifikan. Hingga akhir Oktober 2025, tercatat 4.537 perempuan telah berpartisipasi dalam skrining.

​”Capaian ini sangat signifikan, dengan tingkat partisipasi lebih dari 50%, jauh melampaui angka skrining nasional yang masih berada di bawah 10%,” tutur Mita Rosalina, Head of Government Affairs & Market Access Roche Indonesia

​Kesuksesan luar biasa ini tidak lepas dari kolaborasi berbagai pihak, terutama peran 164 orang kader yang terlibat dalam penyuluhan. Mereka menjadi garda terdepan yang mengedukasi masyarakat, mematahkan stigma, dan menghadapi penolakan demi mendorong partisipasi.

​Selain itu, keberhasilan teknis juga didorong oleh penerapan Model Hub & Spoke. Model ini melibatkan standardisasi proses laboratorium di Labkesmas Surabaya dan Labkesmas Mojokerto.

​Penerapan model ini terbukti: Meningkatkan efisiensi pemrosesan sampel. ​Memberikan bukti bahwa pendekatan terstruktur dapat mempercepat perluasan layanan skrining secara berkelanjutan.

​Temuan ini menggarisbawahi bahwa penguatan tata kelola layanan dan optimalisasi kapasitas laboratorium mampu menghasilkan capaian signifikan dalam waktu singkat.

​Pendekatan studi ini juga bersifat komprehensif, dengan memastikan bahwa peserta yang dideteksi positif memiliki virus DNA HPV akan mendapatkan tindakan medis lanjutan, salah satunya berupa ablasi termal, tanpa dibebankan biaya.

​”Model Hub & Spoke telah menjadi game-changer. Melalui standardisasi dan optimalisasi kapasitas laboratorium, kami tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga dapat segera memberikan intervensi. Pendekatan ini memastikan alur rujukan berjalan, di mana peserta positif HPV DNA dapat langsung menerima ablasi termal gratis, menjamin upaya pencegahan tuntas.” Ucap Maryjane Lacoste Country Director, Jhpiego Indonesia.

​Penting ditekankan, hasil positif HPV DNA tidak serta merta berarti mengidap kanker, melainkan menunjukkan adanya infeksi yang masih dapat ditangani sebelum berkembang menjadi kondisi serius. Ablasi termal berfungsi menghancurkan jaringan abnormal yang berpotensi menjadi kanker.

​Ibu Tri Utami, salah seorang peserta dari Kelurahan Manukan Kulon yang dideteksi perlu pemeriksaan lanjutan, justru mengungkapkan rasa syukurnya.

“Kondisi saya dapat diketahui lebih awal sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan,” ujarnya.

​Temuan dari studi implementasi ini diharapkan menjadi masukan berharga bagi Kemenkes. Hasil studi akan: Memperkaya model Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer.

​Mengembangkan metodologi yang kuat untuk menguji inovasi skrining.​Memberikan informasi relevan bagi Kemenkes dalam menentukan pendekatan skrining yang lebih efektif dan efisien guna mempermudah akses dan mendukung pemerataan layanan kesehatan.

​Pada akhirnya, studi ini bertujuan memperkuat strategi nasional eliminasi kanker leher rahim, serta menurunkan angka kejadian dan kematian akibat penyakit mematikan ini di Indonesia.

Get real time updates directly on you device, subscribe now.