Get real time updates directly on you device, subscribe now.
SURABAYA (SurabayaPostNews) – Kasus Tudingan dugaan eksploitasi ekonomi terhadap siswa di SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu. Membuat kuasa hukum JE Jeffry Simatupang buka suara.
kuasa hukum JE Jeffry Simatupang mengatakan, apa yang dituduhkan terhadap kliennya yakni Julianto Eka Putra sebagai pelaku dugaan eksploitasi ekonomi terhadap anak, tidak benar.
“Terduga korban pernah dibantu oleh pihak Sekolah SPI untuk berobat ketika sakit keras,” Ujarnya, Kamis (14/07/2022).
Pihaknya sudah mengetahui sosok yang diduga menjadi korban eksploitasi ekonomi. Dia menyebut pelapor RBT (26) pernah bekerja di SPI Kota Batu. Pelapor pernah menderita sakit keras hingga Yayasan SPI harus mengeluarkan uang mencapai Rp.1,3 miliar. Bahkan mengobatkan RBT, hingga ke luar negeri.
“Operasi ke Malaysia dengan menghabiskan dana sekitar Rp 1 Miliar. Operasi selanjutnya dilakukan di Malang dengan menghabiskan dana sekitar Rp 300 Juta,” ungkapnya.
Biaya sebesar itu menurut Jeffry dikeluarkan langsung oleh JE untuk kesembuhan RBT.
“Dananya dari Ko Jul (JEP) atau yayasan juga, eksploitasinya di mana?” ujarnya.
Jeffry menambahkan, terdapat Kejanggalan dalam perkara ini, sebab RBT diketahui mengajukan diri secara tertulis untuk bekerja di SPI.
“Pada waktu itu dia bekerja di sekolah SPI, dia mengajukan diri atas keinginan pribadi tidak ada yang memaksa. Terduga yang melaporkan ini, kalau memang di eksploitasi ngapain kerja disana, eksploitasi enggak pernah ada,” katanya.
Jeffry kembali mempertanyakan laporan RBT yang diketahui merupakan teman dekat (pacar) SDS (29) pelapor dalam perkara dugaan asusila.
“mengapa terduga korban merasa tereksploitasi jika mereka sendiri secara pribadi mengajukan untuk bekerja.Upahnya dia ketika resign juga sudah dibayarkan dengan adanya bukti transfer,” Pungkasnya. (Jun)