Jakarta – DBS Bank berencana mengurangi sekitar 4.000 posisi dalam tiga tahun ke depan, setara dengan 10% dari total tenaga kerjanya. Langkah ini diambil seiring dengan meningkatnya peran kecerdasan buatan (AI) dalam operasional bank, yang memungkinkan otomatisasi berbagai tugas yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Meskipun demikian, DBS juga akan menambah 1.000 posisi baru yang berfokus pada bidang AI. citeturn0news31
Pengurangan tenaga kerja ini terutama akan dilakukan melalui attrisi alami, dengan mengurangi posisi kontrak dan sementara seiring berakhirnya masa kerja mereka. CEO DBS, Piyush Gupta, mengakui bahwa untuk pertama kalinya dalam 15 tahun kepemimpinannya, ia menghadapi tantangan dalam menciptakan peluang kerja baru, mengingat pergeseran menuju otomatisasi.
Di Indonesia, sejumlah perusahaan juga menghadapi tantangan serupa yang berujung pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal. Misalnya, perusahaan rintisan agritech eFishery terpaksa memberhentikan sekitar 90% dari total karyawannya, atau lebih dari 1.000 orang, akibat dugaan penipuan internal yang mengancam kelangsungan operasional perusahaan.
Selain itu, industri tekstil Indonesia mengalami tekanan berat akibat permintaan global yang melemah dan persaingan dari impor berbiaya rendah. Hal ini menyebabkan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu produsen tekstil terbesar di Indonesia, menghadapi potensi kebangkrutan. Serikat pekerja mendesak pemerintah untuk memberikan bantuan finansial guna menyelamatkan perusahaan dan mencegah PHK massal terhadap sekitar 50.000 karyawan yang bergantung pada perusahaan ini.
Tren PHK ini mencerminkan tantangan yang dihadapi berbagai sektor industri dalam menyeimbangkan efisiensi operasional dengan keberlangsungan tenaga kerja di tengah perubahan teknologi dan dinamika pasar global.