Get real time updates directly on you device, subscribe now.
SurabayaPostNews Tuduhan Biolab (Laboratorium Eksperimen Biologis) yang didanai Pentagon di Ukraina telah lama dibantah oleh Washington sebagai disinformasi Rusia. Akan Tetapi, ketika lebih banyak informasi termasuk temuan dokumen rencana Pentagon menggunakan biolab di Ukraina untuk menyerang Rusia, Amerika semakin menemui kerumitan untuk terus menyangkal tuduhan tersebut.
Pada Rabu 30/3 kemarin, Moskow menklaim memiliki catatan dan bukti lain dari laboratorium yang didanai AS di Ukraina yang menunjukkan bahwa Kiev berencana menggunakan drone untuk mengirimkan patogen terhadap Donbass serta Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim menemukan personel AS tertentu yang terlibat dalam pengembangan senjata biologis di negara Eropa Timur itu. Akan tetapi belum ada bukti nyata untuk mendukung klaim tersebut.
“Dokumen yang membuktikan rencana rezim Kiev untuk menggunakan kendaraan udara tak berawak yang mampu membawa dan menyemprotkan zat mematikan” sangat penting bagi otoritas Rusia, kata juru bicara militer Mayor Jenderal Igor Konashenkov selama konferensi pers, dikutip media lokal Rusia.
Menurut Konashenkov, informasi yang saat ini berada ditangan militer Rusia “membuktikan bahwa rezim Kiev secara serius mempertimbangkan kemungkinan penggunaan senjata biologis terhadap populasi Donbass dan Federasi Rusia.”
Konashenkov menyatakan Rusia telah menemukan “pejabat tertentu yang mengambil bagian dalam pembuatan komponen senjata biologis.
Konashenkov meyakinkan bahwa temuan penyelidikan tambahan dari makalah dan bukti lain yang dikumpulkan dari biolab Ukraina akan disajikan secara lebih rinci “dalam waktu dekat”
Tuduhan biolaboratories yang didanai Pentagon di Ukraina telah lama dibantah oleh Washington sebagai “disinformasi Rusia.” Meskipun demikian, diplomat AS Victoria Nuland bersaksi di depan Senat awal bulan lalu bahwa benar-benar ada “laboratorium penelitian biologi di Ukraina” dan bahwa AS bekerja sama dengan Kiev “untuk memastikan bahan penelitian biologi itu tidak jatuh ke tangan pasukan Rusia.