Banyuwangi – Uaya pencarian terhadap korban tenggelamnya kapal motor penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan. Insiden tragis yang terjadi pada Rabu malam (2/7/2025) ini menewaskan sedikitnya enam orang, menyisakan 30 orang dalam pencarian, dan 29 lainnya berhasil diselamatkan.
KMP Tunu Pratama Jaya diketahui dioperasikan oleh perusahaan swasta PT Raputra Jaya, yang berdomisili di Jl. Letjen Suprapto No.1A, Kampung Baru Ulu, Balikpapan, Kalimantan Timur. Nama H. Sulaiman Gaffar tercatat sebagai salah satu direktur perusahaan berdasarkan dokumen permohonan ISR (Izin Stasiun Radio) dan dokumen legal lainnya.
Sementara itu, dalam sejumlah informasi lainnya PT Pasca Dana Sundari juga disebut-sebut memiliki kaitan dengan pengoperasian kapal, terutama dalam rute sebelumnya antara Torobulu (Sulawesi Tenggara) dan Tampo (Sulawesi Tenggara).
PT Pasca Dana Sundari sendiri berdomisili di Jl. Pemuda 291, Kelurahan Jati, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur dengan Agus Supriyatno sebagai direktur yang diketahui dari agenda peluncuran operasional kapal pada 2023 lalu.
Kronologi Tenggelamnya Kapal
KMP Tunu Pratama Jaya berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, pada Rabu malam pukul 22.56 WIB dengan membawa 65 orang (terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru) serta 22 unit kendaraan.
Namun, pada pukul 23.20 WIB, kapal mengalami gangguan mesin dan blackout total, diikuti dengan kebocoran air laut. Gelombang tinggi mencapai 2,5 meter memperparah situasi saat proses evakuasi darurat berlangsung. Sekitar pukul 23.35 WIB, kapal dinyatakan tenggelam dan hanyut ke arah selatan.
Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI AL, Polairud, KPLP, serta nelayan setempat dikerahkan sejak pagi Kamis dan Jumat untuk melakukan penyisiran. Helikopter, drone laut, dan tim penyelam turut dikerahkan memperluas pencarian, sementara posko gabungan di Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk masih dipenuhi keluarga korban yang menanti kabar terbaru.
Daftar Korban dan Penanganan
Hingga Jumat (4/7), enam korban yang ditemukan meninggal dunia telah teridentifikasi, di antaranya pasangan ibu dan anak asal Desa Tampo, Cluring, Banyuwangi Fitri April Lestari (33) dan putranya AAM(3). Korban lain adalah Anang Suryono (59) warga Probolinggo, serta Eko Sastriyo (51), Elok Rumantini (34), dan Cahyani (51) asal Banyuwangi.
Sebanyak 29 korban selamat kini mendapatkan penanganan medis dan pendampingan psikologis. Daftar resmi telah dirilis oleh posko terpadu.
Investigasi KNKT
Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan segera melakukan investigasi mendalam. Fokus penyelidikan akan meliputi dokumen kelaikan kapal, prosedur penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB), kondisi teknis kapal, serta kesiapan alat keselamatan.
KNKT juga akan mengumpulkan log komunikasi kapal, video rekaman, serta keterangan dari awak kapal dan penumpang selamat. Investigasi akan dimulai setelah proses evakuasi dinyatakan selesai.
