
SURABAYA (SurabayaPostNews) – Eksistensi Organisasi Mahasiswa (Ormawa) di strata perguruan tinggi adalah suatu hal vital. Selain berperan menjadi stakeholder kampus yang harus menjalankan tugas dan fungsinya, anggota Ormawa juga merupakan cerminan dari pola interaksi masyarakat.
“Keberadaan Ormawa dalam suatu perguruan tinggi itu penting. Mereka merupakan miniatur keragaman bermasyarakat dan bernegara. Mereka akan berbaur sekaligus mengambil peran dalam kelompok-kelompok baru setiap waktu. Oleh karena itu, penting sekali bergabung dalam Ormawa maupun organisasi eksternal kampus lainnya agar skill mahasiswa bisa terasah dengan baik,” tutur Harum Munazharoh selaku pembimbing Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) Bahasa dan Sastra Indonesia (Basasindo) Universitas Airlangga (UNAIR).

Sejalan dengan hal itu, Harum mengarahkan anggota HMD Basasindo UNAIR untuk mengikuti Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Ia berpendapat, bahwa melalui kegiatan itu mereka bisa berkegiatan reel dan merasakan interaksi langsung dengan masyarakat.
“Ini merupakan kesempatan bagus bagi teman-teman mahasiswa untuk belajar berjejaring, bertumbuh, dan berkolaborasi secara nyata. Bukan hanya di lingkup internal kampus saja, tetapi juga di lingkup eksternal masyarakat,” tambahnya.
Dukungan tersebut Ia berikan melalui pendampingan secara penuh. Mulai dari proses pendaftaran, penyusunan proposal, membentuk kesepakatan kegiatan dengan warga, terjun lapangan, hingga mengenalkan anggota Ormawa ke orang-orang yang mumpuni-teruji dalam pengelolaan manajemen komunitas.
Meskipun ada banyak hal yang bakal digarap, tapi Harum memiliki pengelolaan tersendiri untuk meningkatkan kapasitas HMD Basasindo UNAIR melalui PPK Ormawa.
“Pengelolaan itu dilakukan dengan banyak cara. Yang paling penting adalah pendampingan dan keteladanan. Seperti halnya selalu terbuka dengan pengelolaan keuangan, apresiasi terhadap kegiatan prestatif, dan belajar bertumbuh secara objektif,” terangnya.
Selain itu, pengelolaan tersebut juga ia lakukan dengan turut serta dalam survei pra- dan pascaprogram hingga monitoring target luaran-luaran yang akan menjadi kriteria luaran prodi dari adanya kegiatan Himpunan Mahasiswa (HIMA).
Dengan menggarap dan melahirkan program bersama masyarakat, teman-teman mahasiswa bisa mendapat mentoring, evaluasi, dan apresiasi yang baik tentang apa yang mereka kerjakan. Dari situlah, kita senyatanya bertumbuh membangun budaya berorganisasi secara sehat dan waras.
“Semoga program ini bisa menambah pengalaman teman-teman mahasiswa dan masyarakat bisa mendapatkan berkah dari apa yang sudah kami kerjakan,” harap Harum.(Umaimah ‘Iffat)