Cegah Gizi Buruk Balita-BUMIL KEK, Begini Penjelasan Kepala Puskesmas Bumiaji 

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BATU (SurabayaPostNews) – Cegah gizi buruk,Puskesmas Bumiaji,Kota Batu salurkan PMK (program tambahan makanan)terhadap Balita dan Ibu Hamil  KEK (ibu hamil kekurangan energi kronis)selama 90 hari,yang berasal dari anggaran BOK (bantuan operasional kesehatan) Kemenkes.

Hal ini disampaikan Kepala Puskesmas Bumiaji Kota Batu,dr Kartini Kristalina ketika berada di ruang kerjanya.

“Anggaran BOK dari pusat,Kemenkes untuk pencegahan stunting.Kalau anggaran stunting kan sudah ada di APBD(anggaran pendapatan belanja daerah)Kota Batu.Dari pusat ini mencegah supaya tidak terjadi stunting,PMK peningkatan status gizi, diberikan kepada balita yang gizinya kurang atau Bumil KEK,”papar Kartini Kristalina,Selasa (8/8/2023)

BUMIL KEK, menurut Kartini berisiko.  Untuk wilayah Puskesmas Kecamatan Bumiaji jumlahnya kurang lebih 200 balita.

“Misal untuk “Bumil Kek” Desa Bulukerto sejumlah sekian,kalau dari 6 desa balitanya ada 111,ada yang tiga desa lagi karena terpisah.Untuk anggaran ini terbagi tiga, dari anggaran 100 persen pusat, rincian untuk pembelian bahan mentah, untuk bahan pemberian makan tambahan PMT, kemudian yang 15 persen untuk biaya pengolahan,yang 5 persen diserahkan pada Kader-kader desa setempat untuk administrasi manajemennya, termasuk untuk peng SPj an,dan lain – lain,” jelas dia.

Lanjutnya,setiap balita dapat makan tambahan sehari sekali, selama 90 hari, tambahan makanan ini, disebutkan nilainya Rp 16 ribu per balita.Itu yang terbagi – bagi dari besaran anggaran 80 persen.

Ketika ditanya berapa besaran dana BOK yang diterima Puskesmas Bumiaji ? Kartini menyebut tidak tidak menghitung.

“Waduh saya tidak mengitung, dan tinggal dikalikan saja,Rp 16 ribu,kali 90 hari, dan dikalikan lagi sekian balita dan Bumil KEK.Jadi jumlah balita kita, ada 100,gizi kurang ada 182,kemudian BUMIL KEK nya ada 48 di Kecamatan Bumiaji,”ujar dia.

Disinggung terkait menu – menu makanan siapa yang menentukan,atau sudah layak dikomsumsi balita? Kartini menyebut dari Puskesmas.

“Dari puskesmas, kalau layak kami punya Nutrisionis spesialis tentang gizi.Kalau gorengan, ahli gizi kami sudah menghitung kebutuhan kalori.PMT ini pemberian makanan tambahan,jadi makanan utamanya tetap dari keluarga,”ungkapnya.

Untuk kebutuhan kalori, menurut Kartini sudah mengikuti Juknis yang diberikan Kemenkes.

“Misal untuk gorengan,kita membutuhkan lemak dari gorengan,dan prosesnya juga mengunakan minyak yang baru,dan proses pengelolaan makanan tersebut diawasi oleh Puskesmas,”terangnya.

Sisi lain,Kartini menyebut punya catatan kebutuhan kalori setiap makanan yang di berikan.

“Kemarin kami sudah supervisi ketempat -tempat yang masak.Untuk catatan kalori makanan tersebut, misal tahu,dan telur puyuh hitungan kalorinya sudah mempunyai setiap makanan yang kami berikan,nilai energinya 148,dan proteinnya 11,4 lemaknya 7,8, karbohidratnya 8,8 kebutuhan energi protein ini 10,5,” kata dia.

Demikian pihaknya menyebut antara balita sama Bumil,itu berbeda jumlah  karena berbeda,ia sebutkan.

“Untuk porsi balita satu kue manis,satu kue asin,kalau bumil satu kue manis,dua kue asin, itu merupakan hitungan kalorinya,” tutupnya.(Gus)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.