SurabayaPostNews — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengonfirmasi adanya temuan baru kasus cacar monyet di Jakarta, membawa jumlah cacar monyet di Indonesia menjadi dua kasus.
Temuan ini disampaikan oleh Chita Septiawati, anggota Tim Kerja Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kemenkes.
Kasus pertama cacar monyet di Indonesia muncul pada tanggal 20 Agustus 2022, saat itu masih dalam bentuk kasus impor. Chita mengingatkan bahwa risiko importasi kasus cacar monyet ke Indonesia tetap tinggi.
Virus yang menyebabkan cacar monyet memiliki masa inkubasi selama 14 hari atau dua pekan. Gejalanya awalnya mirip dengan flu, seperti demam, menggigil, kelelahan, sakit kepala, dan kelemahan otot. Gejala awal ini kemudian diikuti dengan pembengkakan pada kelenjar getah bening. Selanjutnya, tubuh akan mengalami ruam yang tersebar di wajah, tubuh, mulut, telapak tangan, dan telapak kaki. Ruam ini biasanya berbentuk seperti cacar yang mengandung cairan bening di permukaan kulit.
Saat ini belum ada vaksin khusus atau pengobatan yang disetujui secara luas untuk cacar monyet. Namun, beberapa langkah dapat diambil untuk mengelola penyakit ini.
1. Isolasi:
Pasien dengan cacar monyet harus diisolasi untuk mencegah penyebaran penyakit kepada orang lain. Penularan cacar monyet ke manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lepuhan kulit dari individu yang terinfeksi.
2. Perawatan simtomatik:
Meskipun tidak ada pengobatan antivirus khusus untuk cacar monyet, perawatan simtomatik dapat membantu mengurangi gejala. Ini dapat mencakup pemberian obat pereda nyeri, menjaga agar pasien terhidrasi dengan baik, dan memberikan perawatan luka.
3. Pencegahan:
Pencegahan adalah langkah terbaik dalam mengatasi cacar monyet. Hindari kontak langsung dengan hewan yang dapat menjadi pembawa virus, seperti tikus dan tupai di daerah-endemik cacar monyet.
Selain itu, praktik higienis seperti mencuci tangan secara teratur dan membatasi kontak dengan individu yang terinfeksi dapat membantu mencegah penyebaran penyakit.
Meskipun belum ada vaksin cacar monyet yang secara luas tersedia, beberapa upaya sedang dilakukan dalam pengembangan vaksin. Vaksin cacar manusia sebenarnya dapat memberikan perlindungan parsial terhadap cacar monyet. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan vaksin yang efektif untuk cacar monyet.
Ketika ada kasus cacar monyet yang dicurigai, langkah-langkah pencegahan dan pengendalian segera harus diambil untuk meminimalkan penyebaran penyakit ini. Informasi dari otoritas kesehatan dapat membantu masyarakat memahami cara mengatasi cacar monyet dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri mereka sendiri.