Surabaya — Indonesia memiliki dinamika ekonomi yang terus berubah, dengan garis kemiskinan nasional pada tahun 2024 berada di angka Rp582.932 per kapita per bulan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pengeluaran per kapita menjadi salah satu indikator utama untuk mengkategorikan masyarakat ke dalam kelas ekonomi tertentu.
Menurut kriteria yang umum digunakan, individu atau keluarga dengan pengeluaran lebih dari 12 kali garis kemiskinan—setara dengan Rp6.995.184 per kapita per bulan—dapat dikategorikan sebagai kelas atas. Namun, dalam praktiknya, pengeluaran di atas Rp10 juta per kapita per bulan sering kali lebih mencerminkan gaya hidup kelas atas.
Mengapa Rp10 Juta Dicap Kelas Atas?
Pengeluaran lebih dari Rp10 juta per bulan biasanya mencakup kebutuhan yang lebih eksklusif, seperti:
- Hunian di kawasan premium.
- Pendidikan berkualitas tinggi untuk anak-anak.
- Akses ke layanan kesehatan swasta terbaik.
- Konsumsi barang-barang bermerek.
Angka ini juga jauh di atas batas pengeluaran kelas menengah atas, yang berada di rentang 8 hingga 12 kali garis kemiskinan (Rp4.663.456 hingga Rp6.995.184 per kapita per bulan).
Apakah Semua Pengeluaran Rp10 Juta Pasti Kelas Atas?
Tidak selalu. Biaya hidup di kota besar seperti Jakarta atau Bali memengaruhi persepsi ini. Dalam beberapa kasus, pengeluaran di atas Rp10 juta hanya cukup untuk kebutuhan dasar di daerah dengan biaya hidup tinggi.
Sebagai perbandingan, di daerah dengan biaya hidup lebih rendah, pengeluaran serupa dapat memberikan akses ke gaya hidup mewah.
Penurunan Kelas Menengah dan Kelas Atas
Menariknya, data terbaru menunjukkan penurunan jumlah kelas menengah di Indonesia dari 57,33 juta jiwa pada 2019 menjadi 47,85 juta jiwa pada 2024. Penurunan ini menjadi perhatian karena kelas menengah merupakan motor penggerak konsumsi nasional.
Sebaliknya, kelas atas tetap stabil atau bahkan tumbuh secara eksklusif, didorong oleh akumulasi kekayaan dari investasi dan bisnis.
Meskipun pengeluaran di atas Rp10 juta sering dikategorikan sebagai kelas atas, realitasnya sangat bergantung pada lokasi dan gaya hidup. Yang pasti, dengan dinamika ekonomi yang terus berubah, batas-batas antara kelas menengah dan kelas atas menjadi semakin kabur.@ jn