Get real time updates directly on you device, subscribe now.
SurabayaPostNews – Kerjasama pembebasan lahan di seluas 9,8 Hektar antara Lianawati dan Lily Yunita berujung perkara. Lianawati tergiur untung gede sehingga menggelontorkan duit senilai 48 miliar.
Lahan yang dimaksud berada di Osowilangon, Kecamatan Tandes, Surabaya.
Terdakwa Lily Yunita dalam kerjasama itu memastikan akan memberikan keuntungan 150 ribu per meter pada Lianawati.
Lily bahkan telah mempertemukan Liana dengan Wakil Bupati Blitar, Rahmat Santoso, yang diklaim merupakan pemilik lahan.
“Tanah itu dibeli Rahmat dari ahli waris seharga Rp. 800 ribu permeter,”kata Lianawati saat dihadirkan Jaksa Kejati Jatim di ruang sidang PN Surabaya, Rabu (18/8).
Pertemuan antara Liliy, Liana dan Rahmat dilakukan di Pakuwon Trade Center (PTC) 11 November 2020. Ketiganya sepakat bekerjasama mengurus legalitas objek agar segera dapat dijual belikan.
“Pak Rahmat sendiri yang ngomong bahwa tanah yang diurus Lily itu memang ada,” imbuhnya.
Dijelaskan Liana, tanah tersebut menurut Liliy sudah ada yang mau membeli yaitu H. Sam Banjarmasin dengan harga Rp. 3,5 juta permeter.
“Nanti pembagiannya keuntungannya, Pak Rahmat Rp 1 juta dan Lily Rp 500 ribu. Dan saya dikasih bagian Lily Rp 150 ribu permeternya,” kata dia.
Liana mengaku percaya pada Liliy, ia bahkan telah menganggap terdakwa seperti halnya saudaranya sendiri.
“Awalnya terdakwa mendatangi rumah saya hanya untuk mengajari saya dan kakak saya membuat kue. Lama-lama setelah akrab, dia pun sudah saya anggap seperti saudara sendiri,” kata Lianawati.
Kerjasama pembebasan lahan itupun berakhir dramatis. Liliy oleh Lianawati dilaporkan ke Polisi karna dinilai telah menipunya.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) menjerat Liliy dengan dakwaan pasal berlapis, diantaranya pasal 378 tentang penipuan sebagai dakwaan kesatu, kemudian pasal 372 KUHP untuk dakwaan kedua.
Selain itu, JPU juga mendakwa Lily Yunita dengan pasal 3 UU nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.@ (fi)