Usia Bukan Halangan: IB Putra Adnyana dan Karya Postphotography Multi Sensori

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

(SurabayaPostNews) IB Putra Adnyana, seorang fotografer senior berusia 67 tahun, berhasil meraih prestasi akademis dengan predikat pujian di Institut Seni Indonesia (ISI) Bali. Tugas akhirnya, yang dibimbing oleh Dr. I Made Bayu Pramana, S.Sn., M.Sn., dan Dr. I Nyoman Suardina, S.Sn., M.Sn., dipamerkan dalam sebuah pameran bertajuk Postphotography. Pameran ini tidak sekadar menampilkan foto sebagai seni visual, tetapi juga menjelajahi berbagai disiplin ilmu, menciptakan pengalaman multi-sensori yang melibatkan penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan perasaan.

Konsep seni visual multi-sensori bertujuan untuk menstimulasi lebih banyak indra, sehingga menciptakan pengalaman yang lebih mendalam dan berkesan. Karya-karya IB Putra Adnyana menggabungkan elemen visual seperti warna, bentuk, dan tekstur, serta unsur suara seperti musik dan narasi. Selain itu, ia juga menghadirkan elemen sentuhan melalui tekstur yang berbeda, instalasi dari sampah plastik, serta aroma tertentu untuk memperkuat suasana sesuai tema karya seninya.

Salah satu karyanya yang berjudul Shinta terinspirasi oleh pameran Lempad di Nusa Dua, yang memanfaatkan aroma kemenyan untuk memperkuat nuansa spiritual. Dalam pameran ini, IB Putra Adnyana juga merujuk pada teori postmodernisme dan hyperrealitas yang dikemukakan oleh Jean Baudrillard. Konsep hyperrealitas mengacu pada representasi visual atau simulasi yang menjadi lebih nyata daripada kenyataan itu sendiri. Sebagai contoh, dongeng seperti Cinderella dan kastil-kastil dalam cerita fantasi menjadi lebih nyata melalui taman hiburan seperti Disneyland.

Salah satu karyanya yang berjudul Akhirnya ke Laut menggambarkan seorang wanita yang memegang saksofon di dekat jendela, sementara di dinding terdapat mural tengkorak yang duduk di atas perahu penuh sampah plastik dan juga memainkan saksofon. Karya ini dilengkapi dengan speaker kecil yang memutar lagu bertema ekologi, menggambarkan bahaya sampah plastik yang hanyut ke laut. Selain itu, pengunjung juga dapat menonton animasi dengan memindai barcode yang tersedia di dekat karya.

Melalui pendekatan postphotography yang inovatif, IB Putra Adnyana membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus berkarya dan berprestasi. Ia menghadirkan seni yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga menggugah kesadaran sosial dan lingkungan melalui pengalaman multi-sensori yang unik.

Get real time updates directly on you device, subscribe now.