Surabaya — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada tahun 2024 tumbuh sebesar 5,03 persen, sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan tahun 2023 yang mencapai 5,05 persen. Data ini dirilis pada Rabu (5/2/2025).
Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp22.139,0 triliun, sementara PDB per kapita mencapai Rp78,6 juta atau sekitar USD4.960,3.
Dari sisi produksi, sektor Jasa Lainnya mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 9,80 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) tumbuh paling tinggi, yakni 12,48 persen.
Ekonomi Triwulan IV-2024 Naik 5,02 Persen (y-on-y)
Pada triwulan IV-2024, ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/y-on-y). Sektor Jasa Lainnya masih menjadi yang tertinggi dengan pertumbuhan 11,36 persen. Dari sisi pengeluaran, Ekspor Barang dan Jasa mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 7,63 persen.
Jika dibandingkan dengan triwulan III-2024, ekonomi Indonesia tumbuh 0,53 persen (quarter-to-quarter/q-to-q). Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 16,63 persen. Sementara itu, dari sisi pengeluaran, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) melonjak hingga 38,58 persen.
Pulau Jawa Mendominasi Kinerja Ekonomi Nasional
Secara spasial, Pulau Jawa masih menjadi penyumbang terbesar dalam struktur ekonomi Indonesia dengan kontribusi mencapai 57,02 persen. Namun, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional, yakni 4,92 persen.
Meskipun ekonomi Indonesia tetap tumbuh di tengah ketidakpastian global, perlambatan tipis dibanding tahun sebelumnya menunjukkan tantangan yang masih dihadapi dalam mempertahankan momentum pemulihan ekonomi.