Get real time updates directly on you device, subscribe now.
(SurabayaPostNews) – “Di Israel, individu yang divaksinasi memiliki risiko 27 kali lebih tinggi terkena infeksi COVID bergejala dibandingkan dengan mereka yang memiliki kekebalan alami dari penyakit COVID sebelumnya [95%CI:13-57, disesuaikan dengan waktu vaksin/penyakit]. Tidak ada kematian COVID di kedua kelompok“.
Demikian itu cuitan Martin Kulldorff.
In Israel, vaccinated individuals had 27 times higher risk of symptomatic COVID infection compared to those with natural immunity from prior COVID disease [95%CI:13-57, adjusted for time of vaccine/disease]. No COVID deaths in either group.https://t.co/hopImCD1D0
— Martin Kulldorff (@MartinKulldorff) August 25, 2021
Sementara, ahli penyakit menular Top Amerika Serikat, Dr Anthony Fauci tidak bisa menjawab tegas ketika ia ditanya oleh Sanjay Gupta.
“Mengapa orang Amerika yang sebelumnya telah terinfeksi harus divaksinasi meskipun penelitian menunjukkan itu tidak perlu.” Dr. Fauci memberikan jawaban yang mengejutkan.
“Saya tidak memiliki jawaban yang benar-benar tegas untuk Anda tentang itu” – Dr. Anthony Fauci
Laporan Business Insider – sebelumnya menyatakan Kebanyakan pasien COVID-19 di AS secara hukum dicegah untuk mengetahui varian apa yang menginfeksi mereka.
Ilmuwan laboratorium mengatakan proses memvalidasi tes untuk persetujuan terlalu mahal dan memakan waktu. Alasannya, tes sekuensing harus disetujui secara federal agar hasilnya diungkapkan kepada dokter atau pasien.
Varian delta adalah asumsi berdasarkan ciri-ciri yang belum dipastikan secara medis oleh seluruh ahli medis di Dunia dalam memberikan rekam medis pada pasien.
Sam Reider, seorang musisi dari San Francisco, Meskipun telah divaksinasi sepenuhnya, Reider baru-baru ini dinyatakan positif COVID-19 setelah mengajar musik di perkemahan musim panas. Departemen kesehatan memintanya untuk melakukan tes kedua di Kaiser Permanente setempat.
Reider berasumsi itu karena pihak berwenang ingin mengetahui apakah dia terkena infeksi Delta. Dia juga penasaran — tetapi ketika dia mendapatkan kembali hasil tesnya, dia terkejut mengetahui bahwa dokter tidak dapat memberikan informasi apa pun tentang variannya.
“Ketika saya mendapat tindak lanjut dari Kaiser, mereka mengatakan itu positif, tetapi mereka tidak memiliki informasi pengurutan apa pun,” kata Reider kepada Insider. Itu “terasa aneh bagi saya,” katanya.@ (sus).