Get real time updates directly on you device, subscribe now.
SURABAYA (SurabayaPostNews) — Persidangan Kasus Tragedi Kanjuruhan yang memakan korban 135 jiwa kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan Alisya Tirza Azira sebagai saksi dipersidangan. Dia mengaku sebagai Aremanita, atau suporter perempuan Arema FC.
Alisya merupakan saksi untuk meringankan para terdakwa, diantaranya Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Danki 3 Brimob Polda Jatim AKP Hasdarmawan dan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi.
Alisya mengaku menyaksikan pertandingan Arema versus Persebaya, dia menceritakan situasi mencekam di Stadion Kanjuruhan Malang, 1 Oktober 2022 lalu.
Alisya mengatakan, saat itu dia menonton di Tribun VIP. “Saya datang jam setengah enam,” katanya memulai kesaksiannya di ruang Cakra PN Surabaya.
Saat Arema sudah tertinggal dengan skor 2-3 kericuhan-kericuhan kecil mulai terjadi. Mendekati akhir babak kedua mulai ada pelemparan-pelemparan ke arah bench Persebaya. Botol-botol beterbangan.
Tidak hanya ke pemain Persebaya, tapi juga ke arah polisi. Flare juga terlihat menyala di berbagai sisi stadion.
Ketika peluit panjang berbunyi lanjutnya, suporter memasuki stadion. Lemparan benda-benda berbahaya makin banyak. Bahkan ada batu dan kursi yang dilemparkan.
“Saya memang selalu merekam setiap nonton Arema,” katanya sambil menunjukan video dari handphone nya.
Kemudian Alisya turun ke pinggir lapangan menemui temannya dari RS Wava Husada yang berada di Ambulance. Niatnya menunggu hingga jalanan sepi baru ia pulang. Tapi kericuhan semakin membesar. Ia melihat banyak korban berjatuhan. Khususnya dari Aremania.
Saat memberikan kesaksian di PN Surabaya, Alisya menutup wajahnya. Dia seakan tidak ingin terekspos kamera wartawan, ia menggunakan hoody dan masker.@ (jun)