Get real time updates directly on you device, subscribe now.
JAKARTA — Tren ekonomi dan keuangan syariah telah mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir seiring meningkatnya jumlah penduduk Muslim di seluruh dunia.
Menurut data Pew Research Center’s Forum on Religion and Public Life, pada tahun 2030, populasi Muslim diperkirakan akan mencapai 2,2 miliar jiwa, atau sekitar 26,5% dari total populasi dunia.
Peningkatan jumlah Muslim di seluruh dunia ini memberikan dorongan kuat pada permintaan akan produk dan layanan halal.
Dalam lingkup ekonomi syariah global, Indonesia menempati peringkat ke-4 menurut The Global Islamic Economy Indicator 2022, berada di bawah negara-negara seperti Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa potensi ekonomi syariah di masa depan sangat besar. “Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia, seharusnya tidak hanya menjadi konsumen tetapi juga menjadi pusat produksi produk halal global.” Ujar Airlangga.
Airlangga juga menyoroti peluang di industri makanan dan minuman halal yang berkembang seiring meningkatnya permintaan. Ia juga menekankan pentingnya memanfaatkan tren dalam fashion busana Muslim untuk memajukan industri tekstil dan produk tekstil nasional melalui inovasi produk.
Dalam industri farmasi dan kosmetik, optimalisasi pemanfaatan sumber daya hayati unik Indonesia dapat menambah nilai sektor ini. Dengan populasi Muslim yang mencapai 236 juta jiwa, Indonesia memiliki potensi besar dalam industri halal yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi.
Menko Airlangga memberikan apresiasi terhadap Penganugerahan Top Halal Award 2023 dan berharap acara tersebut dapat mendorong semangat dan inovasi para pelaku industri halal di Indonesia, baik di pasar dalam negeri maupun di pasar global.
Industri halal diharapkan bukan hanya menjadi konsumen, tetapi juga menjadi pilar ekonomi sebagai produsen produk halal untuk pasar lokal dan internasional.*