Jakarta — Pasar saham Indonesia diharapkan mengalami pemulihan setelah lima hari mengalami tekanan. Pada penutupan perdagangan Selasa (11/2/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,75 persen (116 poin) ke level 6.351,99.
Penurunan ini terjadi seiring aksi jual oleh investor asing yang mencatatkan net sell sebesar Rp440 miliar. Beberapa saham yang paling banyak dilepas asing antara lain BMRI, BBCA, TLKM, BREN, dan BBNI.
Menurut **Head of Research Retail BNI Sekuritas, Fanny Suherman**, ada peluang IHSG mengalami pembalikan arah dalam jangka pendek. “Setelah lima hari berturut-turut mengalami koreksi, IHSG berpotensi untuk rebound. Pergerakan hari ini diperkirakan berada di level support 6.460-6.500 dan resistance 6.580-6.650,” jelasnya, Rabu (12/2/2025).
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa. Investor mencermati pernyataan Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell, terkait kebijakan suku bunga.
“Dalam pidatonya di hadapan Komite Perbankan Senat, Powell menegaskan bahwa The Fed tidak terburu-buru dalam melonggarkan kebijakan moneternya. Ia juga menyebutkan bahwa ekonomi AS masih dalam kondisi kuat dengan pasar tenaga kerja yang tetap solid,” ujar Fanny.
Meski demikian, inflasi AS masih berada di atas target **2 persen** yang ditetapkan The Fed, sehingga kebijakan moneter tetap berfokus pada pengendalian inflasi. Namun, di sisi lain, pelaku pasar masih mencemaskan kebijakan tarif yang dapat memperburuk ketegangan perdagangan global.
Di kawasan Asia, mayoritas indeks saham bergerak melemah, mengikuti sentimen global. Indeks Hang Seng Hong Kong terkoreksi 1,06 persen, FTSE Straits Times Singapura turun 0,33 persen, dan FTSE Malaysia melemah 0,06 persen.
Sebaliknya, beberapa bursa mencatatkan penguatan, di antaranya **Taiex Taiwan (+0,57 persen), Kospi Korea Selatan (+0,71 persen), dan ASX 200 Australia yang naik tipis 0,01 persen**. Sementara itu, pasar saham Jepang tidak beroperasi karena hari libur nasional.