Get real time updates directly on you device, subscribe now.
SURABAYAPOSTNEWS.COM–Titik Krisis global diprediksi akan jatuh pada Mei 2023, merencanakan dan melindungi asset kekayaan sebaikbya dimulai dari sekarang.
Tantangan dunia akan dihadapkan dengan suku bunga bank sentral Amerika Serikat di penghujung tahun, yang diramalkan sebagaian ekonom tetap agresif hingga 4 persen.
Pengarang buku Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki dalam cuitan twitter pribadinya mengatakan, emas, perak dan kripto dapat melindungi kekayaan ditengah krisis global.
“Emas, perak, dan Bitcoin dapat melindungi kekayaan anda. Tapi bukan penghasilan anda, ” Ujar Robert.
Krisis telah dialami sebagain negara termasuk Argentina, dimana angka kemiskinan mencapai 36 persen.
Argentina mulai krisis pada akhir Agustus dan pada Oktober 2022 telah mencapai puncak dimana warga sudah tidak mempercayai mata uang peso. Banyak warga mendapatkan sesuatu dengan cara barter. Dan saat ini ramai transaksi barter di Argentina.
Tingkat inflasi di Argentina telah mencapai 83,5 persen. Bahkan sampai akhir tahun diprediksi bisa tembus 100 persen.
Bank sentral Argentina, Banco Central de la República Argentina (BCRA) telah menaikkan suku bunga acuan negaranya hingga 550 basis poin (bps) pada 15 September 2022 lalu. Padahal tingkat inflasi per Agustus 2022 telah mencapai 78,5 persen.
Tingginya permintaan dolar AS di Argentina menyebabkan terjadinya blue dolar. Artinya penukaran mata uang secara ilegal di jalanan atau tidak teregulasi dengan baik oleh bank sentral. Hal ini menunjukkan masyarakat setempat sudah tidak lagi mempercayai Peso sebagai mata uang Argentina.
Akibatnya masyarakat melakukan transaksi barter kebutuhan pokok. Bahkan mereka menggunakan forum sosial media untuk mendapatkan informasi kebutuhan. Kemudian menentukan lokasi bertemu untuk menukar barang yang dibutuhkan, seperti di stasiun kereta api maupun di tempat umum lainnya.
Kondisi ini disebut-sebut seperti yang pernah terjadi di Indonesia saat mengalami krisis pada 1997 lalu. Argentina kini menggantungkan hidupnya kepada Dana Moneter Internasional (IMF).