SurabayaPostNews — Pasar kripto tertekan hebat pada Minggu malam setelah divisi kripto dari Jump Trading, Jump Crypto, mulai memindahkan dana besar ke bursa. Decrypt melaporkan bahwa aksi ini mengundang aksi jual besar-besaran di antara investor yang khawatir akan hambatan ekonomi dan geopolitik.
Kekhawatiran akan resesi menjadi salah satu pemicu utama, dengan pasar ekuitas AS terpukul pada hari Jumat setelah laporan pengangguran meningkat menjadi 4,3% pada bulan Juni. Hal ini tidak hanya mempengaruhi pasar lokal tetapi juga menyebabkan penurunan global, termasuk penurunan 5,5% pada indeks Nikkei 225 Jepang.
Bitcoin dan Ethereum mengalami penurunan tajam masing-masing sebesar 10% dan 20%. Investor kripto secara kolektif memindahkan $780 juta dari posisi long mereka, beralih ke aset yang lebih aman seperti obligasi di tengah ketidakpastian ekonomi yang terus meningkat.
Token-token utama dalam sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi) juga terdampak signifikan. Maker, Lido DAO, UniSwap, Aave, dan Chainlink termasuk di antara yang paling terpengaruh, dengan penurunan nilai antara 18% hingga 23%. Ini merupakan penurunan satu hari terburuk sejak April, berdasarkan data dari CoinGecko.
Langkah besar dari Jump Crypto terpantau pada hari Minggu, di mana perusahaan ini mulai mengalihkan puluhan juta dolar dalam bentuk USDC, USDT, dan Ethereum antara dompet dingin yang mereka kendalikan dan berbagai bursa kripto. Data dari perusahaan analitik blockchain Arkham Intelligence menunjukkan bahwa bursa yang terlibat termasuk Coinbase, Gate.io, dan Binance. Belum jelas apakah Jump Crypto bermaksud untuk atau telah melikuidasi sebagian dari aset kripto senilai $243 juta yang mereka miliki.
Jump Trading, yang berbasis di Chicago, memiliki beberapa hubungan signifikan dengan sektor DeFi. Mereka pernah menjadi penyedia likuiditas aktif di Serum, sebuah bursa terdesentralisasi yang beroperasi di blockchain Solana, serta mengawasi pengembangan di jembatan DeFi lintas-rantai Wormhole. Namun, hubungan tersebut dihentikan pada November lalu setelah eksploitasi besar yang mengakibatkan Jump menutup kerugian senilai $320 juta.
Perusahaan ini juga tengah menghadapi beberapa tantangan hukum. Jump Crypto sedang diselidiki oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) terkait dugaan manipulasi harga TerraUSD (UST), yang diduga memberikan keuntungan sekitar $1,3 miliar bagi perusahaan dan CEO-nya, Kanav Kariya. Kasus ini merupakan bagian dari penyelidikan yang lebih luas terhadap Terraform Labs dan pendirinya, Do Kwon, yang dituduh melakukan penipuan sekuritas aset kripto.
Selain itu, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS juga sedang memeriksa aktivitas perdagangan dan investasi Jump Crypto di pasar kripto. Meskipun penyelidikan ini belum menunjukkan kesalahan, namun tekanan regulasi terhadap perusahaan tersebut semakin meningkat.