Get real time updates directly on you device, subscribe now.
SurabayaPostNews — IPO (Initial Public Offering) adalah momen sebuah perusahaan ketika sahamnya pertama kali ditawarkan kepada publik. Dalam konteks IPO, terdapat perbedaan mencolok antara pemodal besar dan investor retail.
Investor atau pemodal besar cenderung mendapatkan akses terlebih dahulu ke IPO mereka mayoritas sudah berpengalaman dalam pasar saham dan merupakan institusi keuangan besar atau investor profesional, bahkan mereka mendapatkan alokasi saham dengan harga yang lebih rendah.
Pemodal besar seringkali mendapatkan alokasi saham IPO sebelum IPO resmi dilakukan. Ini berarti mereka dapat membeli saham dengan harga yang lebih rendah daripada harga penawaran publik saat IPO resmi.
Pemodal besar sering memiliki akses lebih awal ke informasi internal perusahaan yang tidak tersedia untuk investor retail. Hal ini membantu mereka membuat keputusan investasi yang lebih baik.
Tujuan utama mereka adalah berinvestasi dalam saham yang memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang dan mungkin memegang saham tersebut selama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun.
Investor Retail:
Investor retail adalah individu atau investor kecil yang mungkin tidak memiliki akses terlebih dahulu ke IPO dan biasanya mendapatkan akses setelah IPO terbuka untuk publik umum.
Mereka cenderung membeli saham IPO setelah saham tersebut sudah berada di pasar sekunder dan harganya mungkin telah naik. Saat mereka ramai ramai membeli saham, hal ini memberikan keuntungan signifikan bagi investor awal atau investor besar.
Masuknya investor Retail biasanya dimanfaatkan oleh investor-investor besar untuk mengeruk keuntungan.
Tujuan investor retail ini terlalu banyak spekulatif dan beragam, termasuk investasi jangka pendek atau spekulatif (trading), serta upaya untuk mengambil keuntungan dari volatilitas awal saham IPO.