BI Akan Mendistribusikan Rupiah Digital Melalui Teknologi Blockchain

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

SurabayaPostNews — Bank Indonesia (BI) telah merinci rencananya untuk mendistribusikan rupiah digital menggunakan teknologi blockchain atau Distributed Ledger Technology (DLT). Gubernur Perry Warjiyo menyatakan bahwa tahap saat ini dari proyek rupiah digital Garuda melibatkan pembangunan infrastruktur rupiah digital. BI menempatkan DLT sebagai pusat distribusi utama untuk rupiah digital, dengan menekankan integrasinya dan keterhubungannya melalui blockchain.

“Teknologi Distributed Ledger atau blockchain adalah platform masa depan untuk distribusi rupiah digital, didistribusikan melalui blockchain ke pemain utama [bank], semuanya terintegrasi dan terhubung melalui blockchain,” katanya saat acara BI Bersama Masyarakat (BIRAMA) 2023 di Grha Bhasvara Icchana BI pada hari Kamis (30/11/2023).

Teknologi blockchain adalah mekanisme basis data lanjutan yang memungkinkan berbagi informasi secara transparan dalam jaringan bisnis. Basis data blockchain menyimpan data dalam blok yang dihubungkan bersama dalam sebuah rantai. Data bersifat konsisten secara kronologis sehingga tidak dapat menghapus atau mengubah rantai tanpa persetujuan dari jaringan.

Perry menjelaskan bahwa BI akan mendistribusikan rupiah digital kepada bank sebagai pemain besar atau grosir. Bank akan diberi izin untuk membuka rekening untuk umum, baik tradisional maupun digital. “Mereka dapat menerbitkan instrumen pasar uang; sekarang ada pasar uang, ada pasar uang aset finansial digital. Bahkan di metaverse, yang memiliki Ferrari dapat diamanatkan untuk jual beli di metaverse. Grosir akan kami berikan lisensi untuk menjadi eceran melalui platform DLT,” terangnya.

Terkait rupiah digital, BI bertujuan untuk meluncurkan proof of concept dari rupiah digital atau central bank digital currency (CBDC) pada Maret 2024. Deputi Gubernur Filianingsih Hendarta menyampaikan bahwa saat ini BI sedang menyusun proof of concept dari rupiah digital grosir tersebut. “Saat ini kami memasuki tahap proof of concept untuk rupiah digital grosir. Mudah-mudahan, proof of concept ini akan selesai pada Maret 2024,” tambahnya.

Perlu dicatat bahwa BI memulai pengembangan rupiah digital dengan menerbitkan white paper pada 30 November 2022 dalam proyek Garuda. White paper tersebut memberikan gambaran awal tentang Proyek Garuda, menyajikan desain tingkat tinggi dari rupiah digital, menjelaskan konfigurasi desain, fitur desain, arsitektur teknologi, serta dukungan regulasi dan kebijakan dari implementasi desain rupiah digital. Kemudian, pada 31 Januari 2023, BI menerbitkan consultative paper tahap I sebagai tindak lanjut dari penerbitan white paper.

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.