Bitcoin Berpotensi Turun Lebih Dalam di 2025

Analis Prediksi Koreksi Hingga USD 44.000

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta – Harga Bitcoin (BTC) kembali berada di zona merah, memicu kekhawatiran di kalangan investor bahwa aset kripto terbesar di dunia ini bisa mengalami penurunan lebih dalam sepanjang tahun 2025.
 
Berdasarkan data pasar terkini, pada 19 Februari 2025, Bitcoin diperdagangkan di level USD 94.402,49 (sekitar Rp 1,537 miliar dengan kurs Rp 16.280 per USD), turun 1,34% dalam 24 jam dan 0,80% dalam sepekan. Tekanan jual dari investor besar atau “whale” menjadi salah satu pemicu tren bearish ini, ditambah ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan moneter.

 

Analis dari PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan bahwa Bitcoin berpotensi mengalami koreksi signifikan pada tahun ini. Dalam analisisnya, ia menyebutkan tiga level support utama yang mungkin menjadi titik pendaratan harga: USD 91.080, USD 72.900, dan terendah di USD 44.180.

 

“Jika ada konflik kebijakan antara Presiden AS Donald Trump, yang dikenal pro-kripto, dan Bank Sentral AS yang cenderung menolak kripto sebagai alat pembayaran resmi, Bitcoin bisa terjun bebas,” ujar Ibrahim.

 

Sebelumnya, pada 3 Februari 2025, Bitcoin sempat anjlok 3,31% dalam 24 jam menjadi USD 97.434 (Rp 1,59 miliar). Penurunan ini terjadi setelah The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,50% pada Januari 2025, memicu reaksi beragam di pasar kripto.

 

Bitcoin bahkan sempat menyentuh level USD 101.800 sebelum akhirnya pulih tipis. Namun, momentum bearish yang berlanjut menimbulkan spekulasi bahwa tekanan jual masih akan mendominasi dalam waktu dekat.

Bitcoin memang dikenal dengan fluktuasinya yang ekstrem. Setelah mencapai puncak tertinggi sepanjang masa (ATH) di USD 110.000 pada Januari 2025, beberapa analis membandingkan situasi saat ini dengan koreksi besar pasca-ATH USD 69.000 pada November 2021, di mana harga turun hingga 70-80%. Jika pola serupa terulang, Bitcoin bisa jatuh ke kisaran USD 33.000-44.000 dalam skenario terburuk.
Namun, tidak semua prediksi bernada pesimistis.
Markus Thielen dari Matrixport berpendapat bahwa dukungan institusional dan basis pembeli yang lebih kuat dapat membatasi tingkat keparahan koreksi kali ini dibandingkan siklus sebelumnya.
Sementara itu, Bitwise dan Bernstein bahkan memproyeksikan harga Bitcoin bisa melonjak hingga USD 200.000 pada akhir 2025, didorong oleh adopsi ETF Bitcoin dan kebijakan pro-kripto dari administrasi Trump. 
Para pelaku pasar saat ini memantau sejumlah indikator kunci dalam beberapa bulan mendatang. Aktivitas whale di blockchain, seperti perpindahan BTC dalam jumlah besar ke bursa, bisa menjadi sinyal awal tekanan jual yang lebih kuat.
Kebijakan moneter The Fed terkait suku bunga serta perkembangan regulasi kripto di AS pasca-pelantikan Trump juga akan memainkan peran besar dalam menentukan arah harga.
Meski potensi penurunan lebih dalam ada di depan mata, pasar kripto tetap penuh ketidakpastian. Investor diimbau untuk tetap waspada dan mengelola risiko dengan cermat di tengah volatilitas yang terus berlangsung. Apakah Bitcoin akan jatuh ke level terendah atau justru kembali mencetak rekor baru? Hanya waktu yang akan menjawab.@

Get real time updates directly on you device, subscribe now.