Masjid Rahmat Kembang Kuning Berawal Dari Sebuah Langgar

Wilayah Masjid Rahmat Kembang Kuning dahulu dikenal sebagai Kademangan Cemoro Sewu

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

SURABAYAPOSTNEWS.COM – Masjid Rahmat Kembang kuning Surabaya, menurut sejarahnya tidak lepas dari peran Sunan Ampel atau Raden Ahmad Rahmatullah, yang membangun sebuah langgar kecil (Mushalla) ber- ukuran 12 X 12 meter.

Langgar inilah cikal bakal dakwah Islam pertama di bumi Surabaya. Sedangkan bangunan asli dari langgar tersebut telah direnovasi total.

Wilayah Masjid Rahmat Kembang Kuning dahulu dikenal sebagai Kademangan Cemoro Sewu.

Langgar ini menurut cerita rakyat dibangun hanya semalam. kawasan sekitar bangunan langgar banyak tumbuh bunga berwarna kuning, hingga pada pagi harinya masyarakat sangat terkejut dengan keberadaan langgar tersebut, maka masyarakat sekitar menyebutnya Langgar Tiban/Langgar Kembang Kuning.

Prof. Dr Hamka dalam bukunya “Sejarah Umat Islam,” Pustaka Nasional PTE LTD, Singapura, 2005, halaman 708 – 709).” menjelaskan bahwa Raden Rahmat memiliki hubungan kekerabatan (sepupu) istri raja Majapahit, Ratu Darawati.

Ratu Darawati merupakan anak tertua dari Raja Champa yang diperistri oleh Raja Majapahit Angkawijaya.

Campa disini bukanlah di Annam Indo-China, tetapi di Aceh, yaitu negeri Jeumpa. Raden Rahmat, adalah keturunan Arab yang tinggal di Aceh dan hijrah ke Jawa (Surabaya).

Menurut serat Pengging Teracah, Raja Brawijaya, penguasa Majapahit memberikan ganjaran Ampilan (sebidang) tanah pada Raden Rahmat untuk dijadikan tempat tinggal sekaligus sebagai tempat mengajarkan agama Islam.

Beberapa sumber menyebutkan, pada masa Kerajaan Samudra-Pasai di bawah pemerintahan Sultan Zainal Abidin Bahian Syah (± 797 H/1395 M), sebuah tim dakwah Islam yang dipimpin Maulana Malik Ibrahim dikirim ke pulau Jawa

Rosihan Anwar juga berpendapat demikian. Pada peringatan Hari Isra’ Mikraj tahun 1988, Rosihan Anwar menjelaskan lewat TVRI-Jakarta dan beberapa suratkabar, antara lain, sebagai berikut: “Masuknya Islam ke Jawa adalah karena usaha juru dakwah dari Pasai. Dari sembilan wali (wali songo) yang menyebarkan Islam di Jawa pada abad ke 14, 15 dan 16 Masehi, empat wali berasal dari Samudra Pasai, yaitu Sunan Gunung Jati, Sunan Ampel, Sunan Drajat dan Sunan Bonang. Wali pertama adalah Malik Ibrahim yang wafat dan dimakamkan di Gresik tahun 1419; beliau seorang saudagar Persia, berasal dari Gujarat, India.

Wali kedua muncul pada pertengahan abad ke-15 dia dikenal sebagai Sunan Ampel atau Raden Rahmat, yang makamnya terdapat di Kampung Arab di Surabaya, berasal dari Pasai.

Raden Rahmat wafat kira-kira tahun 1481. Kedua putranya, yaitu Sunan Drajat dan Sunan Bonang yang kemudian bermukim di Tuban dan juga menjadi wali, pun berasal dari Pasai.@ *

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.