SurabayaPostNews — Naval Ravikant, seorang pengusaha dan investor awal di Uber, Twitter, dan Notion, meramalkan tren masa depan pekerjaan. Baru-baru ini, ia membuat pernyataan berani dengan mengatakan bahwa “Dalam 50 tahun kedepan, semua orang akan bekerja untuk diri mereka sendiri.”
Ravikant menguraikan lima prediksi utama tentang masa depan penciptaan kekayaan, memberikan gambaran menarik tentang masa depan yang mungkin terjadi.
1. Bangkitnya Mikro-Pengusaha
Ravikant membayangkan masa depan di mana struktur pekerjaan tradisional digantikan oleh ekonomi berbasis pekerjaan lepas. Dia memprediksi bahwa dalam 50-100 tahun mendatang, orang tidak lagi bekerja untuk orang lain, melainkan bekerja untuk diri mereka sendiri. Konektivitas dan skala tak terbatas internet memungkinkan individu untuk memamerkan keterampilan unik mereka secara global, mematahkan batasan geografis pekerjaan tradisional.
Di dunia baru ini, orang akan bangun setiap pagi secara otomatis dicocokkan dengan peluang yang sesuai dengan keterampilan mereka. Mereka dapat memilih pekerjaan yang ingin diterima atau ditolak, menghilangkan kebutuhan akan bos, pakaian formal, dan jam kerja tradisional.
2. Perebutan Perhatian
Seiring berkembangnya era digital, perhatian menjadi komoditas berharga. Mulai dari outlet berita hingga video game, semua orang berlomba untuk mendapatkannya. Ravikant mencatat bahwa isolasi dalam masyarakat modern membuat orang rentan terhadap gangguan. Tidak seperti masa lalu, di mana komunitas dan keluarga adalah bagian integral, banyak orang sekarang hidup sendirian, membuat mereka rentan terhadap pengaruh media digital.
Kekuatan untuk mengendalikan perhatian ini ada di tangan beberapa pihak: para pencipta algoritma dan pembuat konten itu sendiri. Kelompok-kelompok ini memiliki pengaruh besar terhadap apa yang dilihat dan dikonsumsi orang.
3. Meningkatnya Jumlah Pembuat Konten Individu
Ravikant memprediksi bahwa jumlah pembuat konten akan lebih dari dua kali lipat dalam lima tahun ke depan. Di era di mana keaslian sangat dihargai, merek pribadi menjadi semakin menguntungkan. Orang-orang tertarik pada kepribadian yang tulus, menjadikan merek pribadi sebagai keuntungan yang signifikan dibandingkan entitas korporat.
Pembuat konten individu mendapat manfaat dari sumber pendapatan yang terdiversifikasi, berbeda dengan pekerjaan tradisional yang bergantung pada satu pemberi kerja. Seiring meningkatnya biaya media berbayar dan berkurangnya efektivitasnya, merek pribadi pembuat konten menjadi aset berharga.
4. Merek Pribadi Akan Menang
Ravikant menekankan pentingnya “leverage tanpa izin,” yang mencakup kode dan media. Bentuk leverage ini memungkinkan individu untuk menciptakan nilai tanpa memerlukan izin dari pihak lain. Dia berpendapat bahwa merek pribadi, yang dibangun di atas pengalaman dan perjuangan unik, sangat penting di dunia saat ini.
Dengan memanfaatkan skala tak terbatas internet, individu dapat mengubah konten unik mereka menjadi merek pribadi yang menghasilkan kekayaan, otoritas, dan koneksi—sering kali saat mereka tidur. Ravikant menyamakan pembangunan merek pribadi dengan investasi dalam real estat; itu bisa menjadi aset seumur hidup atau membuat seseorang “membayar sewa” dengan mengonsumsi konten orang lain.
Prediksi Naval Ravikant menawarkan pandangan menarik tentang masa depan pekerjaan dan penciptaan kekayaan. Saat dunia bergerak menuju individualisasi dan digitalisasi yang lebih besar, bangkitnya mikro-pengusaha, perebutan perhatian, pentingnya merek pribadi, dan kekuatan pembuat konten individu adalah tren yang patut diwaspadai. Apakah prediksi ini akan terjadi masih harus dilihat, tetapi mereka tentu melukiskan gambaran menarik tentang dunia yang akan datang.