Soroti Infrastruktur Kota Batu, Anggota DPRD Batu: Tidak Mendukung Image Kiblat Wisata Jatim 

Menurut saya bukan hanya di Pasar Laron saja, tapi infrastuktur kita banyak sudut kota compang -camping dan tidak mendukung image kiblat pariwisata Jawa Timur

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BATU (Surabayapostnews) – Anggota DPRD Kota Batu Sujono Djonet yang juga sebagai Praktisi Pariwisata, angkat bicara, Senin (5/12/2022).Itu terkait kabar sebelumnya di Surabayapostnews,wisatawan menyebut, Kota Wisata Batu kiblat wisata Jawa Timur infrastuktur nya kurang mendukung.

“Menurut saya bukan hanya di Pasar Laron saja,tapi infrastuktur kita banyak sudut kota compang -camping dan tidak mendukung image kiblat pariwisata Jawa Timur,” kata Djonet.

Olehkarena itu, pihaknya mengaku prihatin dengan wajah Kota Batu, dalam hal ini kawasan Alun – alun batu.

“Sementara ini yang kita harapkan jadi wajah kota, yang saat ini masih compang-camping. Harusnya cantik, dengan kecantikan kiblat wisata Jatim masih compang – camping tidak bisa mewakili kota yang ada di Kota Batu,” ungkapnya.

Demikian, menurut Praktisi Pariwisata ini, pihaknya sering meyoroti soal bagaiman kota ini membangun kota wisata batu?.

“Ada kawasan prioritas pembangunan, yang nantinya dikerjakan oleh semua pihak, yakni semua dinas sehingga konsepnya terpadu.Kawasan prioritas dan kawasan terpadu, itu kawasan yang saling terintegrasi.

“Didalam RPD kita memang dalam kawasan Alun -alun,masuk didalam prioritas pengembangan, kawasan Alun – alun di tahun 2023 ini,salahsatu harapan kita kedepan bahwa kawasan Alun -alun ini benar-benar nanti menjadi wajah Kota Wisata Batu,” harap dia.

Harapan lagi,pihak dia, selaku Legislatif dan secara pribadi dirinya selalu praktisi wisata.

“Maka sangat diharapkan bahwa yang namanya kawasan Alun – alun itu menjadi cerminan bahwa pemerintah serius, dan total untuk mewujudkan yang namanya batu kiblat pariwisata Jatim,” paparnya.

Ini, papar dia, dicerminkan dengan kebersihannya, tata parkir, dan tata kulinernya di kawasan Alun -alun, dan termasuk pusat oleh – oleh.

“Sekarang inikan berantakan sehingga banyak wisatawan yang dirampas, trotoarnya, dan beberapa yang lain. Jadi keindahan taman kota Alun-alun itu, sangat tidak bisa dirasakan,”ujar dia.

Menurutnya terkait parkir yang begitu tidak tertata, dan banyak pihak menyebut seperti taman parkiran.

“Volumenya antara taman yang indah, dengan parkir dan grobak-grobak UMKM itu, mestinya ditata sedemikian rupa menjadi daya tarik.Tapi malah terkesan menjadi kawasan parkir membuat tidak nyaman wisatawan,” keluh Djonet.

“Pesan kita, atau masukan kita,harus terintegrasi sampai pada akhirnya nanti, dimana parkiran itu tertata, dan kita mendukung rencana parkir bertingkat dikawasan itu,” katanya.

Lantas, kata dia,bagaimana Gor Ganesha itu dijadikan apa? pada prinsipnya kawasan Alun – alun ini, menurut dia.

“Kriterianya, selatan, utara, barat dan timur, harus diperhatikan dan kawasan ini menjadi central pengembangan ekonomi masyarakat. Terutama masyarakat sekitar Alun -alun sehingga berkahnya wisatawan yang datang ke batu, benar-benar dirasakan oleh masyarakat sekitar Alun – alun, dan pada umumnya masyarakat Kota Batu,” harapnya.

Dengan begitu, menurut Djonet, masyarakat bangga dengan wajah kotanya yang semakin cantik.

“Dan bukan semakin compang -camping  tidak terlihat cantik lagi begitu,” sindir Djonet.

Terkait dengan itu, pihaknya berharap RIPDA (Rencana Induk Pembangunan Daerah) Kota Batu segera bisa diselesaikan.

“Sehingga kita akan tau arah kebijakan pembagunan pariwisata Kota Batu, supaya kita tidak menebak -nebak, dan kita tidak Was- was akan seperti  apa Kota Batu kedepan,” tanya dia.

Sehingga, tambahnya,regulasi ada dasarnya dan pariwisata di Kota Batu sudah ada acuannya.(Gus)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.