BATU (SurabayaPostNews) – TPA (tempat pembuangan akhir) Telekung tutup, Kepala Desa (Kades) Pendem, Kecamatan Junrejo Tri Wahyono Efendi mengatakan Desa Pendem baik – baik saja.
Ini disampaikan Pendik sapaan akrabnya Kades Pendem saat ditanya SurabayaPostNews terkait dapat TPA Tlekung ditutup.
“Alhamdulilah Desa Pendem baik – baik saja ,warga di lima dusun fokus pilah sampah dengan baik dan kondusif,” kata Pendik saat berada di Kantor Desa Pendem, Kecamatan Junrejo,Kota Batu, Senin (4/9/2023).
Meski begitu, Pendik menyebut keberadaannya TPS (tempat penampungan sementara) TPS -3R (tempat pengelolaan sampah reduce reuse recycle) atat TPA masyarakat perlu adaptasi dan pemahaman pilah sampah.
“Terkait pemilahan sampah ditingkat keluarga, merupakan tanggung jawab bersama.Masyarakat, pemerintah untuk bagaimana upaya sampah ini menjadi bagian yang harus bisa di selesaikan bersama,” ungkapnya.
Itu, ungkap dia harus mempersiapkan TPS -3R masing – masing desa agar bisa segera berjalan dalam penanganan polemik sampah.
“Desa Pendem sudah ada Hanggar pemilah sampah sejak tahun 2021,
yang membangun dari Pemerintah Kota (Pemkot) Batu melalui DLH (dinas lingkungan hidup) Kota Batu, sekarang digunakan memproses untuk pilah sampah ,” ujarnya.
Demikian ujar dia, pihak desa sudah mencatat kebutuhan yang diperlukan warga setempat, dan desa sudah mengajukan proposal pada Pemkot Batu untuk kebutuhan kegiatan warga tersebut.
“Alhasil saat ini penanganan sampah sudah dilakukan masing – masing dusun, untuk memilah sampah dan ada yang dibakar.Jadi aktivitas warga Desa Pendem saat ini, baik – baik saja tidak mengalami gejolak persoalan sampah,” tegas Pendik.
Ini, tegas dia menjadi start awal dimana saat ini masyarakat bisa sadar memilah sampah untuk menjaga kebersihan dilingkungan.
“Kendati pemerintah punya tangung jawab besar dalam menangani polemik sampah, namum masyarakat juga ikut tangung jawab, bisa menjaga lingkungan tetap bersih dan layak,” tandasnya.
Disingung terkait peningkatan volume sampah sejak TPA Tlekung ditutup ? berdasarkan catatan versi DLH dan warga sekitar beda.
“Catatan DLH kemarin Desa Pendem perhari capai 7,5 ton, mengingat Desa Pendem terdapat lima dusun, berdasar catatan warga setempat kisaran 4 ton perhari.Ini dari Dusun Caru, Mojorejo, Pendem, Sekar Putih, dan Dusun Kesatrian,” jelasnya.
Dari sejumlah dusun tersebut, menurutnya pengelolaan sampah saat ini, masing -:masing dusun berjalan lancar.
“Soal tempat, ada yang mengunakan lahan tanah makam, di TPS yang ada, di Sekar Putih, lahan warga, untuk Dusun Caru di lahan desa ,Dusun Mojorejo pada TPS kecil ukuran 7 X 9 meter di lokasinya terletak di Dusun Caru, sekarang digunakan aktivitas pemilihan sampah oleh warga,” terangnya.
Terkait dengan hal tersebut, menurut Pendik sesuai hasil rapat APEL (asosiasi petinggi dan lurah) sebelumya yang diprakarsai Ketua APEL Bapak Wiweko.
“Mading – masing desa segera mencatat kebutuhan apa saja yang menjadi kebutuhan tempat – tempat pengelolaan pilah sampah. Desa Pendem, kita usulkan ke Pemkot Batu, mudah – mudahan PAK (perubahan anggaran keuangan) ini segera terlaksana karena menjadi sebuah kebutuhan realita,”
harap dia.
“Saat ini Desa Pendem sudah masuk proposalnya untuk kebutuhan pemasangan listrik , air dan perluasan hanggar seta tutupnya.Terkait kebutuhan ini, hanya mengajukan catatan kebutuhan saja, tidak berupa nilai rupiah,” tutupnya.(Gus).