Universitas Ciputra Gagas “Modis” Untuk Siapkan UMKM Go Internasional

Kebanyakan UMKM didirikan berdasarkan kemampuan yang dimiliki bukan menelisik dari kebutuhan pasar. Sehingga hasilnya tidak maksimal. Nah UC akan membantu menata ulang UMKM yang sudah berjalan. Mengadakan bird in hand dan melihat keinginan pasar

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

SURABAYA (SurabayaPostNews) – Tim Pengusul Program Maching Fund Kedaireka Universitas Ciputra yang beranggotakan Dr. David Sukardi Kodrad, Dr. Damelina Tambunan, dan Dr. Tina Melinda berhasil mendapatkan hibah bekelanjutan di atas Rp. 500 juta selama dua tahun ini. Tema yang di usung adalah MODIS kepanjangan dari Modified of Design Thinking.

Dr. Tina Melinda menjelaskan, bahwa MODIS adalah hasil reset para dosen yang kemudian diaplikasikan dan digunakan oleh Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) untuk mengembangkan industrinya.

“Puji Syukur tahun 2022 ini adalah tahun kedua dimakan tim kami mendapatkan kepercayaan sebesar lebih dari Rp 500 juta. Tahun ini ada 7 DUDI yang masuk dalam pembinaan,” terangnya.

“DUDI yang dibina tahun ini mencakup beberapa sektor industri diatarannya adalah Yayasan Kana Setia Rahayu jasa bimbingan belajar, Griya Kreatif Private jasa bimbingan belajar dan produk kripik, PT Lingkar Bahagia Sejahtera usaha logistic dan supply chain, Mimikoe Snack usaha snack, PT Citra Sejahtera Indonesa usaha komuditas rempah-rempah, Kampung Inggris Jasa bimbingan belajar Bahasa inggris, Dermal Skin Care usaha Skin care,” imbuhnya.

Tina menjelaskan, bahwa keberhasilan meng-scale up bisnis para UMKM binaan pada tahun 2021 lalu diantaranya UMKM Hexaguna yang bergerak di bisnis air minum, MB Glow yang bergerak di bidang bisnis kosmetik inilah yang menjadikan MODIS pada tahun ini Kembali mendapatkan hibah.

Tina Melinda menjabarkan bagaimana MODIS ini “bekerja” untuk meningkatkan UMKM.

“Kebanyakan UMKM didirikan berdasarkan kemampuan yang dimiliki bukan menelisik dari kebutuhan pasar. Sehingga hasilnya tidak maksimal. Nah UC akan membantu menata ulang UMKM yang sudah berjalan. Mengadakan bird in hand dan melihat keinginan pasar”, terangnya.

“Kemudian memikiran inovasi produk dan disertai dengan memberikan pelatihan. Sebagai contoh : karena bisa masak, maka bua usaha jualan pastel. UC akan membantu untuk memberikan nilai tambah untuk pastel itu, tentu saja dengan melihat kebutuhan pasar, menambahkan inovasi dan disertai dengan pelatihan. Misal pastelnya bisa diinovasikan di sisi gizi dan rasa. Tidak lupa juga harus melakukan uji coba ke pasar atau yang biasa disebut market testing” Imbuhnya.

Circle ini yang diterapkan ke DUDI binaan, sehingga produk yang diluncurkan DUDI sesuai dengan kebutuhan pasar.

Sebagai tempat uji pasar bagi 7 DUDI yang saat ini berada dibawah binaan UC, maka akan di gelar pameran produk pada 3-6 November 2022 bertempat di Tunjungan Plaza 1 dan Tunjungan Plaza 2.

“Produk-produk UMKM binaan kami yang sudah ada sentuhan inovasinya ini akan dipamerkan selama 4 hari di Tujungan Plaza supaya mendapatkan feedback dari pasar secara langsung,” tuturnya.

Menurutnya, unjungan Plaza kami pilih selain lokasinya di pusat kota, juga mempunyai pengunjungan tidak hanya High End namun masih juga dikunjungi oleh masyarakat middle low., sehingga produk yang dihasilkan teman-teman UMKM menemukan type konsumen yang tepat.

Pameran ini melibatatkan 7 DUDI dan 28 UMKM binaan. Tina Melinda dan tim ingin membawa UMKM sampai menembus pasar international.

“Kami ingin sekali membawa UMKM go International. Sebelumnya tentu saja mereka harus megusai pasar nasional terlebih dahulu. Pasar Indonesia in ikan besar sekali,” pungkasnya.

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.