Get real time updates directly on you device, subscribe now.
SURABAYA (SurabayaPostNews.com) — Ketua PSSI Jatim Ahmad Riyadh bakal diperiksa sebagai saksi dalam tragedi meninggalnya ratusan suporter arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10) kemarin.
Pernyataan itu diungkap Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Dedi Prasetyo. Selain Riyadh, Direktur PT LIB Akhmad Hadian Lukita, Ketua Panitia Pelaksana Arema FC Abdul Haris, serta Kadispora Jawa Timur Pulung Chausar juga bakal dimintai keterangan atas tragedi mematikan tersebut.
“Akan dimintai keterangan-nya oleh penyidik hari ini, ” ungkap Dedi kepada Wartawan, Senin (3/10).
Soal penggunaan gas air mata didalam stadion, Dedi menegaskan saat ini sudah ada 18 orang anggota Polisi pemegang senjata pelontar gas air mata. Mereka merupakan pihak yang bertanggung jawab akan penggunaan senjata tersebut.
“Sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 18 orang anggota yang bertanggung jawab sebagai operator pemegang senjata pelontar. Ini sedang dimintai keterangan dan didalami tim dari Insus maupun Propam,” Papar Dedi.
Pemeriksaan juga berlanjut kepada anggota kepolisian berpangkat perwira yang menjabat sebagai manajer keamanan. “Manajer pengamanan lapangan itu dari pangkat perwira sampai dengan pamen, ” Sebutnya.
Sementara itu, Pemerintah melalui Menkopolhukam bakal melakukan penyelidikan dan investigasi secara independen dengan membentuk TGIPF (Tim Gabungan Independen Pencari Fakta).
“Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF, yang akan dipimpin langsung oleh Menkopolhukam, yang keanggotaannya paling lama akan ditentukan paling lama dalam 24 jam ke depan,” ujar Mahfud MD dalam keterangan resminya.
Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Liga 1 (satu) ini menuai banyak pro kontra disebabkan banyaknya korban meninggal dalam tragedi ini. Sekitar 182 orang dikabarkan meninggal paska terjadi kericuhan. Namun data ini masih belum diumumkan secara resmi oleh otoritas setempat. @ *