Booster Menjadi Syarat Mudik 2022

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

SURABAYAPOSTNEWS.COM – Pemerintah telah memutuskan untuk lebih melonggarkan pembatasan dengan membiarkan tradisi mudik Idul Fitri dilanjutkan tahun ini. Dengan asumsi Indonesia berada di jalur menuju endemisitas, pemerintah juga menyatakan siap untuk mempercepat peluncuran vaksin booster.

Pekan lalu, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan siapa pun akan diizinkan pergi mudik jika telah menerima suntikan booster. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kemudian mengklarifikasi bahwa mereka yang belum menerima suntikan booster atau belum menyelesaikan vaksinasi primernya masih bisa pergi selama mereka dinyatakan negatif COVID-19.

Selain menjaga protokol kesehatan, vaksinasi merupakan salah satu cara paling efektif untuk mengurangi risiko infeksi COVID-19. Hingga Kamis, 75,85 persen orang Indonesia telah divaksinasi lengkap, tetapi hanya 9,67 persen yang menerima suntikan booster.

Oleh karena itu, di tengah kondisi pelonggaran tersebut, pemerintah kini harus fokus meningkatkan peluncuran booster shot secara signifikan sebagai sarana untuk mengantisipasi ketidakpastian yang ditimbulkan oleh COVID-19. Budi mengatakan pemerintah akan menyiapkan kios vaksinasi di fasilitas transportasi umum bagi mereka yang ingin mendapatkan suntikan booster di tempat.

Sejak kebijakan mudik diumumkan, beberapa daerah terlihat mengintensifkan program vaksinasi booster. Dinas Kesehatan Surabaya di Jawa Timur, misalnya, mengklaim peningkatan permintaan suntikan booster di 63 pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas).

Peningkatan permintaan suntikan booster sebesar 30-40 persen juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Susu di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Sedangkan penerima booster shot di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta naik sekitar 500 orang di 12 kecamatan dari sebelumnya 300 orang.

Meski Kementerian Kesehatan telah memastikan ketersediaan vaksin di dalam negeri cukup untuk vaksinasi primer dan booster hingga Juli, pemerintah juga harus meningkatkan distribusi vaksin ke daerah lain. Kota Bogor dan Kabupaten Bekasi di Jawa Barat sama-sama melaporkan pasokan vaksin menipis. Bogor sudah kehabisan vaksin booster dan hanya tersisa 4.000 dosis untuk vaksinasi primer.4 Sedangkan Kabupaten Bekasi hanya memiliki sisa 500 dosis vaksin AstraZeneca.

Selain meningkatkan distribusi vaksin, pemerintah juga harus mengatasi masalah pemerataan akses vaksin. Pemerintah belum memenuhi target peluncurannya hanya karena banyak orang kekurangan akses ke vaksin.

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.