Kebutuhan Beras Global dan Konsumsi di 12 Negara

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

SurabayaPostNews — Berita terbaru dalam dunia pertanian menyajikan gambaran yang menarik tentang produksi dan konsumsi beras di berbagai negara. Berdasarkan laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), produksi beras global telah mencapai angka yang cukup signifikan pada musim 2022/2023, yaitu sekitar 507,4 juta metrik ton. Data tersebut mengindikasikan peningkatan dalam produksi beras secara global.

Namun, data konsumsi beras di seluruh dunia juga tidak kalah menarik. Pada periode yang sama, konsumsi beras global mencapai 521,37 juta metrik ton. Ini menandakan bahwa konsumsi beras masih mengalami peningkatan meskipun produksi juga meningkat.

Dalam konteks ini, negara-negara dengan konsumsi beras yang signifikan juga menjadi perhatian. Berikut adalah 12 negara konsumen beras dan perkiraan kebutuhan mereka per tahun:

1. China: Konsumsi beras per tahun sekitar 144 juta metrik ton.

2. India: Konsumsi beras per tahun sekitar 100 juta metrik ton.

3. Indonesia: Konsumsi beras per tahun sekitar 37 juta metrik ton.

4. Bangladesh: Konsumsi beras per tahun sekitar 35 juta metrik ton.

5. Vietnam: Konsumsi beras per tahun sekitar 20 juta metrik ton.

6. Thailand: Konsumsi beras per tahun sekitar 18 juta metrik ton.

7. Filipina: Konsumsi beras per tahun sekitar 12 juta metrik ton.

8. Meksiko: Konsumsi beras per tahun sekitar 5-6 juta metrik ton.

9. Brasil: Konsumsi beras per tahun sekitar 11-12 juta metrik ton.

10. Jepang: Konsumsi beras per tahun sekitar 8 juta metrik ton.

11. Pakistan: Konsumsi beras per tahun sekitar 4 juta metrik ton.

12. Korea Selatan: Konsumsi beras per tahun sekitar 4 juta metrik ton.

Adanya perbedaan antara produksi dan konsumsi beras di berbagai negara menunjukkan kompleksitas dalam perdagangan dan distribusi beras di tingkat global.

Peningkatan produksi global dapat berdampak pada stabilitas pasokan dan harga beras di pasar internasional. Selain itu, konsumsi beras yang terus meningkat di negara-negara ini menandakan pentingnya beras sebagai komoditas makanan pokok yang tidak tergantikan.

Insight:

1.Defisit Produksi Konsumsi:

Data menunjukkan bahwa produksi beras global pada musim 2022/2023 (507,4 juta metrik ton) lebih rendah daripada konsumsi global beras pada periode yang sama (521,37 juta metrik ton). Ini mengindikasikan adanya defisit produksi dalam pasokan beras global, di mana permintaan beras melebihi produksinya.

2.Potensi Impor:

Defisit produksi beras dapat mendorong beberapa negara untuk melakukan impor beras guna memenuhi kebutuhan konsumsi domestik. Negara-negara dengan produksi beras yang terbatas atau menghadapi masalah dalam produksi berasnya mungkin akan mengalami peningkatan impor.

3.Pengaruh Harga:

Defisit produksi beras cenderung dapat mempengaruhi harga beras di pasar global. Permintaan yang tinggi dan pasokan yang terbatas dapat menyebabkan kenaikan harga beras, terutama jika negara-negara besar seperti China atau India, yang merupakan konsumen besar beras, perlu mengimpor lebih banyak.

4.Keamanan Pangan:

Keseimbangan antara produksi dan konsumsi beras adalah faktor penting dalam menjaga keamanan pangan di berbagai negara. Defisit produksi beras dapat menjadi ancaman terhadap pasokan pangan dalam masyarakat, terutama di negara-negara yang sangat bergantung pada beras sebagai makanan pokok.

5.Potensi Investasi:

Defisit produksi beras juga dapat memicu perhatian terhadap sektor pertanian dan investasi di bidang produksi beras. Negara-negara yang memiliki potensi untuk meningkatkan produksi berasnya mungkin akan mencari peluang untuk mengembangkan teknik pertanian yang lebih efisien.

Data ini menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan antara produksi dan konsumsi beras global, serta memastikan pasokan pangan yang mencukupi bagi populasi dunia. Hal ini juga memperlihatkan dampak potensial dari perubahan dalam produksi beras terhadap ekonomi global dan keamanan pangan.

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.