Elon Musk vs Soros & Bezos: Perang Media, Politik, dan Teknologi

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta — Elon Musk tidak hanya dikenal sebagai inovator di bidang teknologi dan luar angkasa, tetapi juga sebagai sosok yang kerap berselisih dengan media arus utama dan tokoh-tokoh elite dunia, seperti George Soros dan Jeff Bezos. Ketegangan antara mereka bukan sekadar perbedaan pandangan, tetapi sudah masuk ke dalam ranah persaingan bisnis, politik, dan pengaruh global.

Media Arus Utama vs Musk

Musk sering mengkritik media tradisional yang menurutnya sudah ketinggalan zaman dan memiliki bias politik tertentu. Dia bahkan menyebut media arus utama sebagai “media tua” yang hanya melayani kepentingan elite.

Salah satu media yang menjadi sasaran kritiknya adalah The Washington Post, yang dimiliki oleh Jeff Bezos. Media ini kerap menerbitkan artikel yang menyoroti sisi negatif dari kepemimpinan Musk, baik di Tesla, SpaceX, maupun X (sebelumnya Twitter). Musk menuduh media seperti ini memiliki agenda untuk melemahkan perusahaannya dan mendukung kepentingan lawan-lawan bisnis dan politiknya.

Selain itu, media yang didanai oleh Open Society Foundation milik George Soros juga sering mengkritik Musk, terutama setelah dia mengambil alih Twitter dan mengubahnya menjadi platform yang lebih bebas dari sensor. Musk percaya bahwa organisasi seperti ini memiliki agenda politik progresif yang bertentangan dengan kebebasan berbicara yang ingin ia tegakkan di X.

X vs Media Tradisional

Akuisisi Twitter oleh Musk dan transformasinya menjadi X adalah salah satu langkah besarnya untuk menyaingi media tradisional. Ia ingin X menjadi “platform tanpa sensor”, yang memungkinkan siapa saja untuk berbicara tanpa takut akan pemblokiran atau penghapusan konten karena alasan politik.

Namun, langkah ini mendapatkan perlawanan keras dari media arus utama yang menuduh Musk membiarkan disinformasi dan ujaran kebencian berkembang. Beberapa laporan bahkan menyatakan bahwa pengiklan besar mulai menarik diri dari X karena khawatir dengan citra platform tersebut. Musk menanggapinya dengan menyebut bahwa media-media ini hanya ingin mempertahankan kontrol mereka atas opini publik dan tidak menyukai adanya platform yang lebih bebas.

Soros, USAID, dan Agenda Politik

Salah satu konflik terbesar Musk adalah dengan George Soros. Ia secara terbuka menyebut Soros sebagai seseorang yang ingin “menghancurkan peradaban Barat”, dengan merujuk pada berbagai pendanaan yang dilakukan Soros untuk kelompok-kelompok progresif di berbagai negara.

Selain itu, Musk juga mengkritik USAID, lembaga pemerintah AS yang sering bekerja sama dengan organisasi yang didanai oleh Soros. Musk melihat bahwa pendanaan semacam ini sering digunakan untuk mendorong agenda tertentu di negara lain, yang tidak selalu sejalan dengan kepentingan nasional atau prinsip kebebasan berbicara yang ia perjuangkan.

Musk vs Bezos: Persaingan yang Lebih dari Sekadar Media

Jeff Bezos dan Elon Musk tidak hanya bersaing dalam hal media, tetapi juga di industri luar angkasa. Bezos dengan perusahaannya, Blue Origin, berusaha menyaingi dominasi SpaceX dalam industri penerbangan antariksa.

Musk tidak segan-segan mengejek Bezos sebagai sosok yang tidak inovatif dan lebih mengandalkan lobi politik untuk mendapatkan proyek-proyek pemerintah dibandingkan melakukan inovasi nyata. Musk bahkan pernah mengatakan bahwa Blue Origin jauh tertinggal dibandingkan SpaceX dalam hal teknologi dan pencapaian misi luar angkasa.

Siapa yang Akan Menang?

Perseteruan antara Musk, Soros, dan Bezos bukan hanya tentang media atau bisnis, tetapi juga tentang siapa yang memiliki kontrol atas opini publik dan arah masa depan teknologi.

Musk menklaim ingin menciptakan ekosistem di mana informasi lebih bebas dan inovasi lebih didorong oleh pasar daripada kepentingan politik atau lobi elite.

Masalahnya, saat ini Musk didalam pusaran kekuatan politik elite. Setelah Trump memenangkan kursi kepresidenan. Dia bahkan orang terdekat presiden Trump.

Get real time updates directly on you device, subscribe now.