Ketua MPC PP Kota Batu Menyindir DPRD Kota Batu: “Antara Ada dan Tiada

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BATU (SurabayaPostNews) — Ketua Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila (MPC PP) Kota Batu, Endro Wahyu, menyampaikan kritik terhadap DPRD Kota Batu, menyebut bahwa mereka seakan-akan “antara ada dan tiada.” Ia mengibaratkan situasi tersebut seperti judul lagu dari sebuah band ternama di Indonesia.

Endro Wahyu menggarisbawahi bahwa banyak masalah yang tengah dihadapi oleh masyarakat Kota Batu, seperti penyelesaian proyek Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung yang belum rampung, dan nasib para jukir di Pasar Besar Among Tani Batu yang menjadi perhatian. Namun, ia menyayangkan bahwa anggota DPRD Kota Batu tampaknya tidak aktif dalam membahas dan mencari solusi untuk masalah-masalah tersebut.

“Mungkin dari judul lagu ini bisa memberikan satu kesamaan dengan sejumlah permasalahan yang ada di Kota Batu.Dimana para wakil rakyat Kota Batu,yang punya kapasitas cawe – cawe terkait polemik di Kota Apel,tetapi  mereka diam antara ada dan tiada,”kata Endro sapaan akrab Ketua MPC PP Kota Batu,Rabu (4/10/2023) malam.

Menurut Endro, hal ini mencerminkan sejauh mana peran wakil rakyat dalam menanggapi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Ia merasa bahwa para politisi tersebut lebih memilih untuk tetap diam daripada turut serta dalam menyelesaikan masalah yang ada.

Endro juga menyatakan bahwa para politisi seharusnya ingat bahwa mereka akan membutuhkan dukungan masyarakat dalam kontestasi politik mendatang. Oleh karena itu, ia meyakini bahwa sikap mereka yang tidak berpihak pada rakyat dalam menghadapi masalah akan menjadi catatan hitam dalam kinerja dan tugas mereka sebagai wakil rakyat.

Ia berharap agar para wakil rakyat bisa membuka pintu dialog dan mendengarkan aspirasi masyarakat, terutama ketika masyarakat sedang mengalami kesulitan dan masalah.

Endro mengingatkan mereka agar tidak hanya mengunjungi masyarakat saat pemilihan umum untuk mendapatkan dukungan.

Terakhir, Endro meminta para wakil rakyat untuk tidak diam dan tidur ketika masyarakat sedang menghadapi masalah. Ia menekankan pentingnya mereka untuk bangun dari tidur dan berpikir tentang nasib masyarakat kecil yang mengalami kesulitan, bukan hanya menganggap mereka sebagai alat untuk mencapai kepentingan politik.

“Jangan ketika butuh suara dan dukungan masyarakat sebagai selancar penghantar kursi empuk dewan kemudian blusukan tak mengenal waktu dan batas agar tercapai keinginannya,”tandanya.@ (Gus)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.