Bitcoin Masih Bergantung pada Issuance untuk Keamanan
Salah satu masalah utama dalam keamanan Bitcoin adalah ketergantungannya pada reward blok (issuance) dibandingkan dengan biaya transaksi. Dalam tujuh hari terakhir, 99% pendapatan penambang berasal dari reward blok, sedangkan hanya 1% berasal dari biaya transaksi.
Halving yang terjadi setiap empat tahun sekali secara bertahap mengurangi jumlah Bitcoin yang diberikan sebagai reward. Jika biaya transaksi tidak meningkat secara signifikan untuk mengimbangi penurunan reward, maka daya tarik penambangan akan menurun, yang pada akhirnya dapat melemahkan keamanan jaringan.
Serangan 51% Lebih Mudah dari yang Diperkirakan
Serangan 51% terjadi ketika satu entitas atau kelompok memiliki lebih dari 50% hash rate Bitcoin dan dapat mengendalikan validasi transaksi serta memanipulasi blockchain. Berdasarkan perhitungan:
Dengan $10 miliar dan akses ke 10GW listrik, sebuah negara besar seperti China atau Rusia dapat menguasai mayoritas hash rate Bitcoin.
Texas saja memiliki kapasitas listrik sebesar 80GW, yang berarti cukup untuk membangun operasi penambangan Bitcoin dengan skala besar.
Jika entitas tertentu mengontrol lebih dari 51% hash rate, mereka dapat:
✔ Mengubah urutan transaksi di blockchain.
✔ Menghentikan konfirmasi transaksi tertentu.
✔ Melakukan double-spending attack.
Namun, mereka tidak dapat mencuri Bitcoin pengguna lain karena sistem Bitcoin tetap bergantung pada kriptografi.
Insentif Keuangan untuk Menyerang Bitcoin
Selain ancaman dari negara besar, ada juga potensi serangan dari entitas finansial yang ingin mengambil keuntungan dari kelemahan Bitcoin. Saat ini terdapat:
$20 miliar dalam saham perusahaan mining Bitcoin
$40 miliar dalam kontrak futures Bitcoin
$200 miliar dalam ETF dan saham MicroStrategy (MSTR)
Seseorang yang memiliki posisi short dalam jumlah besar dapat melakukan serangan 51% untuk menjatuhkan harga Bitcoin dan mendapatkan keuntungan miliaran dolar dari kontrak derivatif mereka.
Bagaimana Mayoritas Hash Rate Bisa Dikendalikan?
Untuk mengendalikan mayoritas hash rate, ada beberapa metode yang bisa digunakan:
Menguasai Sebagian Besar Perangkat Penambangan (ASIC)
Bitcoin menggunakan perangkat ASIC khusus untuk menambang. Negara atau perusahaan besar bisa membeli dan mengoperasikan lebih banyak ASIC dibandingkan penambang lain untuk mencapai dominasi hash rate.
Mengendalikan Pool Penambangan Besar
Sebagian besar Bitcoin ditambang melalui **mining pool**, di mana banyak penambang bergabung untuk membagi keuntungan. Jika mining pool utama seperti Foundry USA, AntPool, atau F2Pool berada di bawah kendali satu entitas, maka pengaruh mereka terhadap jaringan Bitcoin akan meningkat secara signifikan.
Membangun Kapasitas Komputasi Ekstrem (Brute Force Attack)
Negara besar seperti China atau Rusia dapat membangun data center besar dengan ribuan ASIC baru. Jika mereka menginvestasikan miliaran dolar untuk membangun farm mining raksasa, mereka bisa melampaui penambang independen lainnya.
Seberapa Realistis Serangan 51% terhadap Bitcoin?
Serangan ini memang sulit, tetapi tidak mustahil. Jika beberapa mining pool besar bergabung atau dikuasai oleh pemerintah besar, maka serangan ini dapat terjadi. Negara-negara dengan sumber daya besar mampu membangun farm mining dalam skala besar untuk mencapai dominasi hash rate.
Namun, ada mekanisme pertahanan yang dapat memperkecil kemungkinan suksesnya serangan ini
Meningkatkan hash rate global→ Jika lebih banyak penambang masuk, lebih sulit mencapai mayoritas.
Komunitas bisa melakukan hard fork → Jika terjadi serangan, Bitcoin bisa membuat versi baru dari blockchain.
Kasus AS: Bisakah Mereka Melakukan Serangan 51%?
Laporan JPMorgan menunjukkan bahwa 14 perusahaan mining di AS saat ini memiliki 29% dari total hash rate global, yaitu sekitar 244 EH/s dari total 844 EH/s.
Jika tren ini berlanjut, dominasi mereka terhadap jaringan Bitcoin bisa semakin besar.
Saat ini, mereka telah memiliki 29%, hanya butuh 21% lagi untuk menuju 51%. Untuk mencapainya, mereka perlu meningkatkan hash rate dua kali lipat.
Jika 14 perusahaan ini bekerja sama dengan mining pool besar lainnya, mereka bisa mencapai 51% dan melakukan serangan. Namun, komunitas Bitcoin kemungkinan besar akan melawan dengan cara melakukan fork atau mengubah mekanisme konsensus. Akan tetapi ini bakal menimbulkan kekacauan serius.
Intervensi Pemerintah AS (Potensial)
Jika pemerintah AS memaksa mining pool besar di negaranya untuk bekerja sama, mereka bisa mendekati atau mencapai 51%. Dari pengalaman yang terjadi, OFAC (kantor pengendali sanksi AS) telah menyensor transaksi Tornado Cash, yang menunjukkan bahwa pemerintah punya kekuatan untuk mengontrol aspek tertentu dari ekosistem kripto.
Saat ini, 14 perusahaan mining di AS tidak bisa melakukan serangan 51% sendirian karena hanya memiliki 29% hash rate global.
Namun, jika mining di AS terus berkembang dan pemerintah ikut campur, ada kemungkinan kontrol yang lebih besar terhadap jaringan Bitcoin.
Desentralisasi mining tetap penting untuk menjaga Bitcoin tetap trustless dan anti-sensor.
Secara keseluruhan, Bitcoin masih aman, tetapi masih memiliki risiko jika kekuatan mining terkonsentrasi pada entitas tertentu. Perkembangan industri mining dan regulasi ke depan akan menjadi faktor kunci dalam menjaga keamanan jaringan Bitcoin dari ancaman ini.