BATU (Surabayapostnews) – Lagi puluhan Jukir melakukan aksi pada UPT Pasar Induk Among Tani, Senin (5/2/2024) pertanyakan nasibnya.
Aksi tersebut merupakan kali kedua setelah aksi serupa pada Jumat (2/2) lalu sekitar 30 jukir ke UPT Pasar Batu. Hal ini dilakukan lantaran belum ada tanggapan dari Diskoperindag,
sehingga puluhan jukir tersebut melakukan aksi di pintu parkir keluar Pasar Induk Kota Batu.
Menurut koordinator Jukir, Heri Maskur tuntutan puluhan jukir tersebut seperti sebelumnya, mereka meminta agar pemerintah memperhatikan nasib para jukir.
“Mereka sudah bekerja mulai pasar belum direvitalisasi,dan mereka meminta jawaban serta kejelasan dari Pemkot Batu atas aksi yang dilakukan pada Jumat (2/2) pekan lalu,” ungkapnya.
Ini ungkap dia, kaki bergerak karena sampai sekarang tidak ada jawaban atas keluhan yang disampaikan pada pekan lalu.
“Saya berharap agar Wali Kota Batu segera memutuskan jawaban, kalau secara subjektifnya saya anggota Pemuda Pancasila tidak ada kepentingan,”ujar Heri.
Lantas ujar dia,bahwa aksi yang dilakukan murni karena wujud kepedulian dengan kelangsungan dan kelayakan nasib para jukir.
“Fungsi pemerintah seharusnya untuk perbaikan dalam pemenuhan hak dasar publik menjaga kearifan lokal. Tolong diperhatikan, setidaknya kebijakan pengelolaan parkir pasar induk,harus menggunakan hati dan nurani.Karena tidak mungkin kebijakan itu hanya didasarkan atas selembar kertas.Sebab teman-teman jukir ini sudah bekerja sebelum pasar dibangun,”tegasnya.
Lantas tegas dia,keseriusan para jukir bekerja nampak ketika Pasar Induk hendak diresmikan oleh Presiden RI, Joko Widodo.Saat itu mereka tanpa dibayar ikut membantu menata parkir agar rapi.
“Bahkan dulu ada salah satu oknum UPT yang menyampaikan ke teman-teman jukir ada kompensasi ketika menganggur waktu pasar dibangun.Tapi janji tersebut tidak direalisasi oleh pemerintah,”katanya.
Apalagi kata dia,ketika gate parkir dipasang mereka mengaku tidak pernah ada sosialisasi kepada para jukir. Sehingga hal tersebut dinilai menghilangkan pekerjaan warganya. Olehkarena itu,Heri berjanji tidak akan berhenti pada pada aksi yang dilakukan pada saat ini.
“Kami akan menggelar aksi serupa bila tidak ada jawaban dan titik temu dari Diskoperindag maupun Pemkot Batu,” janjinya.
Ketika disingung terkait aksi yang membebaskan pengendara R2 maupun R4 keluar dari Pasar Induk tanpa dilarang membayar retribusi? pihaknya mengaku aksi tersebut merupakan aksi spontanitas para jukir.
“Itu aksi spontan para jukir,supaya sama-sama tidak makan sekalian. Sebab penarikan yang dilakukan pihak pasar tidak berdasar karena belum ada aturannya.Bahkan Dewan juga menyampaikan jika Perda Pengelolaan Pasar juga belum ada,”paparnya.
Disisi lain,papar dia,ada perbedaan mindset, dimana ia mempertanyakan bahwa Pemkot Batu selama ini hanya mempermasalahkan retribusi parkir. Padahal menurut dia,masih banyak potensi pajak dari sektor resto, hotel hingga pariwisata.
Sementara Surabayapostnews hingga mengabarkan Kepala Diskoperindag Kota Batu,Aris Setiawan belum bisa dikonfirmasi.(Gus)