Surabaya — Karya jurnalistik baik tulisan dan foto merupakan aset berharga yang dihasilkan oleh para wartawan. Namun, di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital dan blockchain, ada potensi besar untuk mengubah cara kita memahami kepemilikan dan lisensi karya-karya jurnalistik ini.
Gagasan untuk menerapkan lisensi pribadi berbasis blockchain dan NFT (Non-Fungible Token) bukan hanya relevan bagi individu, tetapi juga bagi industri media yang membutuhkan sistem yang lebih transparan dan adil.
Lisensi Pribadi untuk Jurnalis: Apa yang Berubah?
Saat ini, wartawan dan jurnalis sering kali menyerahkan hak cipta mereka kepada penerbit atau platform media tempat mereka bekerja. Hak cipta tersebut memungkinkan penerbit untuk menggunakan, memodifikasi, atau bahkan menjual kembali karya-karya tersebut, seringkali tanpa kontrol penuh dari jurnalis.
Dalam beberapa kasus, pembayaran yang diterima jurnalis mungkin tidak setimpal dengan nilai yang diberikan atas hasil karya tersebut.
Jurnalis sebenarnya dapat membuat lisensi pribadi untuk setiap karya yang mereka hasilkan, baik itu artikel, foto, atau video, melalui sistem berbasis blockchain dan NFT.
Dengan lisensi ini, jurnalis tidak perlu lagi bergantung pada penerbit besar atau platform media untuk menentukan nasib karya mereka. Sebaliknya, mereka memiliki kendali penuh atas bagaimana karya tersebut digunakan dan siapa yang dapat mengaksesnya.
Bagaimana Blockchain dan NFT Bekerja untuk Lisensi Karya Jurnalistik?
Sama seperti aset fisik atau digital lainnya, karya jurnalistik dapat direpresentasikan melalui NFT. Setiap karya akan memiliki token unik yang menyertakan informasi tentang kepemilikan, lisensi, dan riwayat penggunaannya.
Ketika sebuah artikel atau foto dijual, lisensi dan riwayat penggunaannya akan tercatat di blockchain, sehingga pembeli atau penerbit dapat dengan mudah memverifikasi asal-usul karya tersebut.
Keuntungan utama dari menggunakan NFT untuk karya jurnalistik adalah “transparansi dan keamanan”. Dalam sistem ini, setiap kali karya digunakan, diterbitkan, atau dijual, jurnalis akan mendapatkan bayaran atau royalti sesuai dengan ketentuan yang telah mereka tetapkan dalam lisensi sehingga jurnalis mendapatkan kompensasi yang lebih adil dan setara.
Kebebasan Menentukan Harga: Penerbit atau Blog Pribadi
Dengan memiliki kontrol penuh atas lisensi karya mereka, jurnalis dapat bebas menentukan harga sesuai dengan kualitas dan nilai karya tersebut. Tidak perlu lagi terikat dengan harga yang ditetapkan oleh penerbit besar.
Misalnya, seorang jurnalis yang menulis artikel investigatif atau mengambil foto eksklusif dapat mematok harga yang lebih tinggi bagi penerbit berita yang ingin mempublikasikan karya tersebut.
Selain itu, dengan menggunakan blockchain dan NFT, jurnalis juga dapat memilih untuk menjual karya mereka secara langsung kepada publik atau melalui blog pribadi. Di sini, mereka dapat menentukan aturan lisensi, seperti apakah karya tersebut dapat digunakan secara bebas, atau hanya digunakan oleh pihak tertentu dengan izin khusus.
Penerbit yang tertarik dapat membeli lisensi dari jurnalis tanpa harus melalui proses administrasi yang rumit.
Mengubah Industri Media
Jika ide ini diterapkan secara luas, hal itu akan “mengubah lanskap industri media secara drastis”. Penerbit tidak lagi menjadi satu-satunya pihak yang memiliki kendali atas karya jurnalis. Sebaliknya, jurnalis akan memiliki kemandirian untuk mengelola karya mereka, memperluas peluang monetisasi, dan menciptakan pasar yang lebih kompetitif.
Selain itu, sistem ini akan mendorong penerbit untuk lebih selektif dalam menggunakan karya berkualitas, sekaligus membuka peluang bagi jurnalis independen yang mungkin tidak memiliki akses ke jaringan penerbit besar. Hal ini juga mengurangi risiko eksploitasi karya jurnalistik oleh platform media tanpa memberikan kompensasi yang layak.
Potensi Royalti dan Pendapatan Pasif
Salah satu keuntungan utama dari menggunakan blockchain dan NFT dalam lisensi karya jurnalistik adalah “potensi royalti dan pendapatan pasif”. Dalam sistem saat ini, jurnalis sering kali menerima pembayaran satu kali untuk karya mereka. Namun, dengan sistem NFT, jurnalis dapat terus menerima royalti setiap kali karya mereka digunakan atau dijual kembali, memberikan sumber pendapatan yang lebih berkelanjutan bagi jurnalis, yang sering kali bekerja di bawah tekanan ekonomi.
Selain itu, karena riwayat kepemilikan dan penggunaan tercatat di blockchain, setiap penggunaan karya dapat dengan mudah dilacak, menghindari potensi pelanggaran hak cipta atau penggunaan ilegal karya tersebut.
Masa Depan Jurnalisme Berbasis Teknologi
Dengan penerapan blockchain dan NFT, masa depan jurnalisme dapat berubah menjadi lebih mandiri, transparan, dan adil bagi para kreator konten.
Jurnalis dapat menciptakan lisensi pribadi untuk karya mereka, memberikan kendali penuh atas bagaimana karya tersebut digunakan dan dikomersialisasikan. Jurnalis sebagai pemilik karya memiliki kekuasaan lebih besar atas aset pribadi mereka, baik di dunia fisik maupun digital.
Dengan sistem yang menghilangkan kebutuhan akan perantara, jurnalis juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih besar dan royalti yang berkelanjutan. Dan pada akhirnya, industri media dapat berkembang menjadi ekosistem yang lebih inklusif, di mana jurnalis independen dapat bersaing di pasar yang lebih adil.
Teknologi “trustless” yang memungkinkan transaksi dan validasi tanpa perantara akan menjadi fondasi di masa depan.
Di era digital yang terus berkembang, konsep seperti “Trustless Maxi“ menawarkan visi yang lebih cerah bagi mereka yang siap untuk menerima perubahan dan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan kendali yang lebih besar atas karya jurnalistik.
Penulis adalah Jurnalis