Dalam sistem ekonomi kapitalis yang menindas, di mana segelintir elit menguasai sumber daya dan kekayaan, Modern Monetary Theory (MMT) digadang sebagai solusi revolusioner untuk membebaskan rakyat dari belenggu kemiskinan dan eksploitasi.
MMT membuktikan bahwa negara dengan kedaulatan moneternya sendiri tidak perlu tunduk pada dogma neoliberalisme yang membatasi pengeluaran pemerintah demi menjaga anggaran “seimbang.” Sebaliknya, negara dapat mencetak uang sesuai kebutuhan demi kesejahteraan rakyat, selama inflasi tetap terkendali.
MMT: Senjata Melawan Kapitalisme Oligarki
Kapitalisme telah menciptakan jurang ketimpangan yang dalam. Kaum pekerja terus dieksploitasi sementara para miliarder menumpuk kekayaan yang tidak mereka hasilkan.
MMT menantang sistem ini dengan prinsip bahwa pemerintah, sebagai perwakilan rakyat, harus mengontrol penciptaan uang dan menggunakannya untuk kepentingan masyarakat, bukan segelintir elit.
Negara yang berdaulat atas mata uangnya tidak perlu takut berutang atau mengalami kebangkrutan. Pajak bukanlah sumber utama pendapatan negara, melainkan alat untuk mengendalikan inflasi dan redistribusi kekayaan. Dengan demikian, negara dapat mendanai proyek-proyek sosial, menciptakan lapangan kerja, serta menyediakan layanan kesehatan dan pendidikan gratis bagi seluruh rakyat tanpa harus “mencari uang” dari pajak atau utang luar negeri.
Keberhasilan MMT di Dunia Nyata
1. Jepang: Negara yang Menolak Dikte Kapitalisme Global
Jepang telah lama menerapkan kebijakan fiskal ekspansif yang selaras dengan prinsip MMT. Dengan rasio utang terhadap PDB melebihi 250%, Jepang seharusnya “kolaps” menurut teori ekonomi konvensional. Namun, faktanya, Jepang tetap stabil dengan inflasi rendah dan ekonomi yang berkembang. Negara ini menunjukkan bahwa defisit bukan ancaman, melainkan alat untuk memperkuat ekonomi nasional.
2. Amerika Serikat: Bukti Bahwa Uang Bisa Diciptakan Demi Rakyat
Ketika pandemi COVID-19 melanda, pemerintah AS mencetak triliunan dolar untuk memberi bantuan langsung kepada rakyat. Kebijakan ini berhasil menyelamatkan jutaan orang dari kemiskinan dan kehancuran ekonomi. Namun, sayangnya, setelah pandemi mereda, para elit politik kembali memihak korporasi dan membiarkan inflasi dijadikan alasan untuk memangkas bantuan sosial.
3. Argentina di Awal 2000-an: Pemulihan dari Krisis Melalui Kedaulatan Moneter
Argentina pernah terjebak dalam jeratan kapitalisme global, tetapi dengan meninggalkan kebijakan dolarisasi dan mulai mencetak mata uangnya sendiri, negara ini mampu keluar dari krisis dan menciptakan pertumbuhan ekonomi. Sayangnya, kegagalan dalam mengendalikan inflasi di tahun-tahun berikutnya menjadi bukti bahwa MMT harus diterapkan dengan strategi yang tepat, bukan setengah-setengah.
Kebijakan MMT untuk Masa Depan yang Lebih Adil
Agar MMT benar-benar menjadi alat pembebasan rakyat, beberapa prinsip harus dipegang teguh:
- Pengeluaran pemerintah harus berorientasi pada kesejahteraan rakyat, bukan kepentingan korporasi.
- Pajak digunakan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi, bukan sebagai alat untuk membiayai pemerintah.
- Negara harus menguasai sumber daya strategis untuk memastikan bahwa kekayaan nasional digunakan demi kepentingan publik.
- Inflasi harus dikendalikan dengan kebijakan produksi dan distribusi yang adil, bukan dengan menekan pengeluaran rakyat.
MMT bukan sekadar teori ekonomi, tetapi senjata dalam perjuangan melawan ketidakadilan kapitalisme. Dengan menerapkan kebijakan ini secara konsisten, negara dapat membebaskan rakyat dari kemiskinan, menciptakan sistem ekonomi yang lebih manusiawi, dan melawan dominasi oligarki global.