SurabayaPostNews — Setelah serangan yang menargetkan pangkalan militer Amerika di Irak, sejumlah pemimpin faksi perlawanan Irak menyatakan bahwa Amerika Serikat menjadi bagian dari eskalasi konflik yang dilancarkan oleh Israel di Palestina.
Mereka menekankan bahwa, berdasarkan pandangan ini, perlawanan di Irak akan mulai mengarahkan serangannya ke pangkalan-pangkalan Amerika pada hari ini, Ahad 22/10/2023.
Juru bicara militer Brigade Hizbullah Irak, Jaafar al-Husseini, menyatakan bahwa Amerika memiliki peran signifikan dalam krisis di Gaza dan harus bertanggung jawab atas konsekuensinya.
Brigade Hizbullah Irak dilaporkan telah memulai serangan mereka terhadap pangkalan-pangkalan Amerika di Irak sebagai tanggapan nyata terhadap situasi ini.
Di sisi lain, juru bicara resmi Korps “Al-Waad Al-Sadiq” Irak, Abu Al-Jaafar Al-Moussawi, mengungkapkan bahwa Korps ini telah menargetkan pangkalan militer Amerika, khususnya pangkalan Ain Al-Assad. Serangan drone dilakukan sebagai respons pertama terhadap kekerasan yang terjadi di Gaza, seperti pemboman terhadap Rumah Sakit Baptis Nasional di Jalur Gaza. Abu Al-Jaafar Al-Moussawi menyatakan bahwa mereka secara resmi tidak akan memberikan tempat bagi pasukan Amerika di Irak, dan semua pangkalan dan kepentingan Amerika akan menjadi sasaran mereka.
Sekretaris Jenderal Korps “Al-Waad Al-Sadiq” dari Pasukan Perlawanan Irak, Muhammad Al-Tamimi, mengindikasikan bahwa pejuang perlawanan sudah siap untuk memulai pertempuran di Gaza dan menyerbu perbatasan dengan Israel, menunggu waktu yang tepat untuk tindakan ini.
Faksi perlawanan Irak juga telah menyatakan kesiapan mereka untuk melawan entitas Israel dan menghancurkan pangkalan Amerika di Irak serta wilayah lainnya.
Perlu dicatat bahwa beberapa pangkalan Amerika di Suriah, seperti Al-Tanf dan Koniko, juga telah menjadi sasaran serangan tanpa ada pihak yang mengklaim tanggung jawab atas serangan tersebut.