Peran PT Gudang Garam dalam Pembangunan Kota Kediri: Dampak Ekonomi, Infrastruktur, dan Penyerapan Tenaga Kerja Usia Produktif

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Surabaya – Kota Kediri, yang memiliki luas 63,40 km², terus berkembang menjadi salah satu pusat ekonomi di Jawa Timur. Transformasi ini tidak lepas dari peran PT Gudang Garam Tbk, salah satu perusahaan rokok terbesar.

Selain menjadi tulang punggung ekonomi, Gudang Garam juga berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur monumental serta penyerapan tenaga kerja usia produktif.

Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kediri pada Maret 2025 diperkirakan mencapai 307.700 jiwa, dengan 217.600 jiwa di antaranya berada dalam kelompok usia produktif (15-64 tahun).

Dengan kepadatan penduduk usia produktif mencapai 3.432 jiwa/km², Kediri memiliki potensi besar dalam sektor ketenagakerjaan.

Gudang Garam menyumbang sekitar 70% dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kediri.

Pada 2019, PDRB per kapita kota ini mencapai Rp484 juta, menjadikannya kota terkaya kedua di Indonesia setelah Jakarta Pusat.

Dengan ekuitas Rp47,37 triliun dan pendapatan Rp81,72 triliun, perusahaan ini memiliki kapasitas finansial yang besar untuk mendorong perekonomian lokal.

Dari sisi tenaga kerja, pada 2020 Gudang Garam mempekerjakan 30.940 karyawan, dengan mayoritas atau sekitar 24.800–25.600 jiwa berbasis di Kediri. Seiring dengan ekspansi infrastruktur, jumlah karyawan diperkirakan meningkat menjadi 32.000 jiwa pada 2025, dengan sekitar 25.600 di antaranya berada di Kediri. Ini berarti Gudang Garam menyerap 11,8% tenaga kerja usia produktif secara langsung.

Jika dihitung tenaga kerja tidak langsung di sektor distribusi dan UMKM pendukung, jumlahnya bisa mencapai 16–20%.

Selain itu, kontribusi Gudang Garam terhadap ekonomi Kediri juga tercermin dalam Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), yang digunakan pemerintah daerah untuk mendukung infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan.

Salah satu proyek unggulan Gudang Garam adalah Bandara Internasional Dhoho, yang mulai beroperasi pada 2024. Dibangun oleh anak usaha Gudang Garam, PT Surya Dhoho Investama, bandara ini menelan investasi Rp6-9 triliun dan menjadi bandara pertama di Indonesia yang sepenuhnya didanai oleh pihak swasta.

Kehadiran bandara ini diharapkan meningkatkan konektivitas Kediri dengan kota-kota besar serta membuka peluang ekonomi baru, termasuk sektor pariwisata dan perdagangan.

Selain itu, Gudang Garam juga terlibat dalam pembangunan Jalan Tol Kediri-Tulungagung (44,5 km, Rp9,92 triliun) serta mendukung Tol Kertosono-Kediri melalui pembebasan lahan dan konstruksi. Kedua proyek ini dirancang untuk mempercepat akses transportasi di Jawa Timur bagian selatan.

Di luar sektor ekonomi dan infrastruktur, Gudang Garam juga aktif dalam berbagai program sosial melalui Corporate Social Responsibility (CSR). Perusahaan ini menyelenggarakan kegiatan seperti donor darah, bantuan sosial, serta mendukung pelestarian budaya lokal melalui pagelaran Tari Pesona Budaya Jawa Timur. Selain itu, fasilitas transportasi khusus bagi karyawan, seperti gerbong kereta khusus di rute Gurah-Kediri, turut meningkatkan kesejahteraan pekerja.

PT Gudang Garam telah memainkan peran krusial dalam membangun Kediri melalui tiga pilar utama: ekonomi, infrastruktur, dan sosial. Dengan menyerap lebih dari 11,8% tenaga kerja usia produktif, mendominasi PDRB Kediri, serta mendanai proyek infrastruktur strategis, perusahaan ini telah mengubah Kediri dari kota agraris menjadi pusat industri dan konektivitas.@ *

Get real time updates directly on you device, subscribe now.