Prasasti Sambikalung: Mengungkap Warisan Sejarah di Kabupaten Rembang

Oleh: Adinda Dwita Putri

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Prasasti Sambikalung adalah salah satu peninggalan sejarah yang mengungkapkan kejayaan masa lalu di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Prasasti ini menjadi sebuah saksi bisu perjalanan zaman dan merupakan bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia.

Dalam hal ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang Prasasti Sambikalung, sejarahnya, dan makna pentingnya bagi masyarakat dan sejarah Indonesia.

Sejarah Prasasti Sambikalung

Prasasti Sambikalung ditemukan di Desa Sambi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang sekitar pada tahun 1920.

Prasasti ini berasal dari masa pemerintahan Raja MPU Sindok dari Kerajaan Medang, sekitar abad ke-10 Masehi. Selain itu, isi dari Prasasti Sambikalung megungkapkan informasi penting menganai pemerintahan dan kehidupan sosial pada masa itu.

Prasasti ini juga menyebutkan mengenai peran penting Raja Mpu Sindok dalam mengembangkan agama Hindu di Jawa.Prasasti ini ditulis dalam huruf Jawa Kuno dengan menggunakan aksara dan bahasa Kawi.

Prasasti Sambikalung ini juga berhubungan erat dengan Pamotan sebagaian dari kerajaan Bhree Lasem Tempo dulu.

Situs Sambikalung saat ini terletak di tengah-tengah pemukiman warga. Persis dengan pola pemukiman masyarakat Jawa, dengan bentangan rumah yang menghadap utara dan selatan yang di tengahnya terdapat sebuah jalan penghubung menuju pusat pemerintahan, pusat ibadah, pasar dan persawahan.

Sebelum ditemukan, prasasti ini awalnya terlihat seperti punden yang terletak di bawah pohon Kesambi (Beringin). Prasasti Sambikalung muncul secara keseluruhan ke permukaan tanah setelah pohon Kesambi tumbang pada tahun 1994.

Penemuan prasasti ini secara gotong-royong dilakukan oleh masyarakat sekitar dalam proses evakuasinya. Pada awal penemuannya, masyarakat sudah mengetahui bahwa batu tersebut adalah sebuah prasasti yang dapat dengan mudah dilihat dari bentuknya, walaupun dengan kondisi Prasasti Sambikalung yang masih berupa seperti punden yang tidak terurus, posisi prasasti tidak tegak seperti sekarang dan tertutup semak.

Dengan ukuran Prasasti Sambikalung yang sangat besar, terdapat tulisan kuno (huruf pallawa) yang masih misterius dan belum bisa dikenali karena tulisannya kecil berjajar rapi dengan ukuran 1 cm, prasasti ini tidak cukup dimaknai tapak batas, meski ada hal penting yang disampaikan dalam prasasti ini. Sehingga perlu upaya meminta bantuan di balai arkeologi Yogyakarta atau Prambanan yang mempunyai alat yang lebih canggih untuk menelitinya. Dengan adanya upaya dari pihak balai arkeologi serta fakultas-fakultas yang berhubungan dengan cagar budaya, kini isi dari tulisan pada prasasti tersebut yang menggunakan huruf pallawa sudah dapat diterjemahkan.

Seperti yang dikatakan oleh M. Almahdi sebagai juri kunci Prasasti Sambikalung, isi dari tulisan yang berada di Prasasti Sambikalung adalah “Daerah Pamotan adalah daerah lumbung padi bagi Kerajaan Lasem. “Isi dari Prasasti Sambikalung berhubungan erat dengan alas an mengapa prasasti ini dibuat,” tuturnya.

Keberadaan Situs Sambikalung ini berkaitan dengan Pamotan sebagai bagian dari kerajaan Bhree Lasem tempo dulu. Pamotan yang berlimpah dengan hasil tani dan beras, dipilih oleh kerajaan Bhree Lasem menjadi lumbung pangan.

Pamotan tidak hanya menjadi suplai ketahanan pangan Kerajaan Lasem, namun Pamotan juga memiliki unsur-unsur penting sebagai pintu masuk mengenali posisi Pamotan dalam perpolitikan masa lalu.

Situs Sambikalung Pamotan sebagai prasasti dan simbol kedaulatan pangan Pamotan. Kemandirian dan kedaulatan pangan kerajaan Bhree Lasem yang merupakan bagian dari Kerajaan Majapahit saat itu, tidak akan terwujud jika tidak ada Pamotan.

Majapahit melalui kerajaan Bhree Lasem, menugaskan pemahat untuk membuat prasasti Sambikalung, namun belum sempat untuk diresmikan, prasasti tersebut tertinggal begitu saja, seiring dengan terjadinya konflik internal Majapahit dan runtuhnya kerajaan Bhree Lasem. Selain itu, runtuhnya Bhree Lasem juga dipengaruhi oleh berdirinya kerajaan Demak saat itu yang mengakibatkan Lasem jatuh ke tangan Demak.

Makna dan Pentingnya Prasasti Sambikalung

Dalam beberapa hal, Prasasti Sambikalung memiliki beberapa hal yang penting. Pertama, prasasti ini memberikan bukti sejarah asli tentang keberadaan dan fungsi Kerajaan Bhree Lasem di masa lalu. Dengan melihatnya, kita dapat mempelajari struktur pemerintahan, kepercayaan agama dan struktur sosial masyarakat yang berlaku pada masa itu.

Kedua, Prasasti Sambikalung juga memberikan wawasan mengenai perkembangan bahada dan aksara Jawa Kuno. Prasasti ini menjadi salah satu sumber penting dalam mempelajari sejarah perkembangan bahasa dan tulisan Jawa. Selain itu, Prasasti Sambikalung juga menjadi bukti keberagaman budaya di Indonesia.

Prasasti ini menunjukkan pengaruh kuat agama Hindu pada masa itu, sekaligus mencerminkan toleransi dan keragaman agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian, Prasasti Sambikalung memiliki makna yang penting dan mendalam dalam mengungkapkan sejarah, perkembangan bahasa dan aksara, serta keragaman budaya yang ada di Indonesia.

Melalui pemahaman dan penghargaan sejarah lokal melalui Prasasti Sambikalung ini, kita dapat mewariskan kepada generasi mendatang.

Bukti Pengeluaran Dana Untuk Konservasi Prasasti Sambikalung. (foto: dok.pribadi)

Pelestarian dan Penghargaan

Prasasti Sambikalung sekarang menjadi salah satu objek wisata yang bersejarah di Kabupaten Rembang. Pemerintah dan Masyarakat setempat telah melakukan berbagai upaya untuk melindunginya. Mereka dapat melihat prasasti secara langsung dan mengetahui sejarahnya. Pemerintah juga mengakui Prasasti Sambikalung sebagai salah satu cagar budaya dengan tujuan untuk menjaga keasliannya dan keberlanjutannya sebagai bagian penting dari sejarah Indonesia.

Prasasti Sambikalung merupakan salah satu situs sejarah penting di Kabupaten Rembang. Prasasti ini memiliki makna besar dan penting karena menjadi saksi bisu kekayaan dan keragaman budaya Indonesia di masa lalu. Kita dapat memastikan bahwa Prasasti Sambikalung tetap terjaga dan dikenal oleh generasi mendatang melalui upaya pelestarian dan penghargaan.

Dengan adanya Prasasti Sambikalung tersebut membuat masyrakat sangat bangga dan kini tengah berupaya untuk melakukan konservasi dan kerja sama dengan pemerinah setempat untuk melestarikan prasasti tersebut.

Pelestarian Prasasti Sambikalung juga menjadi hal penting untuk menjaga warisan sejarah dan budaya Indonesia. Prasasti ini menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas sejarah Kabupaten Rembang dan Indonesia secara keseluruhan.

Dengan melestarikan dan menghargai prasasti ini, kita dapat memastikan bahwa nilai-nilai sejarah dan kebudayaan yang terkandung di dalamnya tetap dikenal dan dipahami oleh generasi mendatang.

Penulis: Adalah Mahasiswa Pendidikan Sejarah (Universitas Negeri Semarang)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.