Apa Yang Dimaksud Jokowi Dengan Semangat Bandung Dalam Pidato KTT BRICS

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

SurabayaPostNews — Presiden Jokowi Pada KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan menutup pidatonya dengan dengan mengingatkan negara negara yang hadir pada “Semangat Bandung” yakni sebuah deklarasi yang disebut dengan “”Dasa Sila atau Deklarasi Bandung hasil dari Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955.

Konferensi Asia-Afrika di Bandung, yang juga dikenal sebagai Konferensi Asia-Afrika Pertama, sebuah pertemuan bersejarah yang diadakan di Bandung, Indonesia, pada tanggal 18-24 April 1955.

Konferensi ini memiliki dampak penting dalam sejarah pergerakan kemerdekaan nasional, diplomasi, dan kerjasama antar negara-negara Asia dan Afrika.

Konteks Sejarah

1. Dekolonisasi:

Pada tahun 1955, sebagian besar negara di Asia dan Afrika baru saja memperoleh kemerdekaan mereka dari penjajahan kolonial. Mereka berada dalam proses membangun negara-negara baru mereka setelah bertahun-tahun di bawah kendali kolonial.

Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno menggambarkan dirinya sebagai pemimpin kelompok negara ini, yang kemudian ia gambarkan sebagai “NEFOS” (Newly Emerging Forces, Kekuatan Dunia Baru).

Pada 4 Desember 1954, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan bahwa Indonesia telah berhasil mendapatkan masalah Irian Barat yang ditempatkan dalam agenda sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1955. Rencana untuk konferensi Asia–Afrika diumumkan pada bulan yang sama.

2. Perang Dingin:

Konferensi Asia-Afrika terjadi selama Perang Dingin, di mana dunia terbagi menjadi dua blok besar, yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. Banyak negara baru yang mencari alternatif di luar dua blok besar ini.

3.Solidaritas Nasionalisme:

Tujuan utama Konferensi Asia-Afrika adalah mempromosikan solidaritas antara negara-negara baru Asia dan Afrika yang memiliki pengalaman serupa dalam melawan penjajahan dan mencapai kemerdekaan. Konferensi ini menegaskan prinsip-prinsip nasionalisme, kedaulatan negara, dan anti-kolonialisme.

4. Pembentukan Gerakan Non-Blok:

Salah satu hasil paling penting dari Konferensi Bandung adalah pembentukan Gerakan Non-Blok. Ini adalah gerakan yang dipimpin oleh negara-negara yang tidak terikat dengan salah satu blok besar dalam Perang Dingin. Pandangan ini mendorong diplomasi bebas dan tidak berpihak, serta perdamaian dunia.

5. Pentingnya Dukungan Teknologi:

Negara-negara Asia-Afrika di Konferensi Bandung mendesak negara-negara maju untuk memberikan bantuan teknologi dan pengembangan ekonomi kepada negara-negara berkembang. Ini menjadi salah satu fokus utama dalam hubungan internasional.

6.Penghapusan Apartheid:

Konferensi Bandung mengecam praktik apartheid yang diterapkan di Afrika Selatan. Ini adalah salah satu contoh ketika konferensi tersebut mencakup isu-isu hak asasi manusia dan keadilan sosial.

Konferensi ini juga menekankan pentingnya perdamaian dunia dan penyelesaian damai konflik-konflik internasional. Hal ini sangat relevan mengingat perang-perang yang terjadi pada saat itu.

Beberapa pemimpin kunci dari negara-negara Asia dan Afrika, termasuk Jawaharlal Nehru dari India, Sukarno dari Indonesia, Kwame Nkrumah dari Ghana, dan Zhou Enlai dari Tiongkok. Mereka memainkan peran penting dalam membentuk agenda dan hasil konferensi.

Pengaruh Jangka Panjang

Konferensi Asia-Afrika di Bandung mengilhami negara-negara berkembang untuk mengejar jalur diplomasi independen dan mengambil peran aktif dalam urusan internasional. Ini mempromosikan kemerdekaan dalam kebijakan luar negeri mereka.

Konferensi ini membantu mengukuhkan kehendak politik global dalam menanggapi isu-isu kemanusiaan dan lingkungan yang melibatkan negara-negara berkembang.

Konferensi Asia-Afrika di Bandung memainkan peran penting dalam membentuk arah dan prioritas politik untuk negara-negara berkembang di seluruh dunia. Ini adalah salah satu momen yang paling berpengaruh dalam sejarah diplomasi internasional abad ke-20, dan nilainya masih terasa hingga hari ini dalam bentuk Gerakan Non-Blok dan semangat kerja sama antar negara berkembang.@

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.