SURABAYA (SurabayaPostNews) – Wajah Fadil terlihat sumringah sore itu. Siswa kelas 3 SD yang tinggal di lokasi pengungsian warga terdampak letusan gunung semeru, di SMPN 02 kecamatan Pasirian, kabupaten Lumajang itu tertawa lepas, ketika bersenda gurau dengan ketua DPD Gerindra Jatim Anwar Sadad.
“Ini namanya Fadil, Pak,” kata salah salah seorang anak di pengungsian tersebut.
Mendengar celetukan itu, Ketua Wakil Ketua DPRD Jatim itu tertawa lepas.
“Oh sama ya namanya dengan staf saya,” kata Anwar Sadad.
Kepada Anwar Sadad, Fadil pun nengaku sedih karena kesulitan sekolah dan mengaji sejak tinggal di lokasi pengungsian. Sekolahnya hancur tersapu lahar semeru. Fadil juga harus terpisah dengan teman-temannya yang menyebar di beberapa titik pengungsian.
“Dia ingin bisa berkumpul bersama teman-temannya, sekolah dan ngaji bareng,” kata Anwar Sadad.
Ya, sore itu Anwar Sadad kembali menyapa para pengungsi yang ada di SMPN 2 Pasirian Lumajang. Sebanyak 358 pengungsi ditampung di tempat tersebut sejak 6 Desember 2021. Di depan ratusan pengungsi, Anwar Sadad mendengarkan keluhan mereka dan berusaha mencarikan solusi.
“Dalam kesempatan tersebut beberapa pengungsi menyampaikan keinginannya untuk direlokasi segera dan menjalani kehidupan secara normal,” katanya.
Dia berharap agar pemerintah segera membangun hunian sementara bagi para pengungsi terdampak gunung semeru. Pasalnya, hampir semua rumah warga terdampak rusak berat dan tidak bisa ditempati lagi.
“Rencananya akan dibangun huntara (hunian sementara, red) yang pembangunannya melibatkan TNI, BPBD, dan relawan, sambil menunggu dibangunnya huntap (hunian tetap, red),” tambahnya.
Dikatakan Anwar Sadad, pemerintah sudah menyiapkan areal seluas 120 hektar yang diperuntukkan sebagai tempat relokasi pengungsi.
“Setiap keluarga akan mendapatkan sebidang tanah seluas 10×14 meter dan bangunan sebagai tempat tinggal,” kata pria yang dikabarkan akan mencalonkan diri di Pilgub Jatim 2024 itu.
Diperkirakan, lebih dari 2.500 keluarga kehilangan tempat tinggal sejak bencana erupsi Semeru tanggal 4 Desember 2021. Alumnus Ponpes Sidogori Pasuruan itu berharap agar Pemprov Jatim mengalosikan anggaran khusus untuk merelokasi warga terdampak semeru. Kebijakan itu harus dilakukan karena kondisi pemukiman di jalur lahar gunung ssmeru sudah tidak aman bagi warga sekitar.
“Dukungan anggaran dari Pemprov Jatim tentu sangat penting. Apalagi di APBD 2022 terdapat alokasi anggaran sebesar 900 miliar rupiah dalam bentuk Belanja Tak Terduga, sebagian bisa diarahkan ke sana,” pungkasnya.@ *