Israel Bombardir RS Indonesia, Buat Tuduhan Palsu Soal Terowongan Hammas

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

SurabayaPostNews — Perang di Gaza berdampak buruk pada sistem layanan kesehatan di wilayah tersebut. Serangan Israel yang sedang berlangsung terhadap rumah sakit, selain rumah, tempat penampungan dan sekolah, telah menjadi ciri khas Netanyahu.

Setidaknya 16 dari 35 rumah sakit di Gaza tidak lagi beroperasi, dan 51 dari 72 klinik kesehatan primer di wilayah yang terkepung telah berhenti memberikan layanan sejak 7 Oktober.

Menurut Dr Marwan Sultan, Direktur Medis Rumah Sakit Indonesia, mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

“Percayalah, dua pertiga pasien yang kami terima adalah perempuan dan anak-anak.”kata dia.

“Mereka datang dengan luka bakar parah, kehilangan anggota tubuh, cedera yang membahayakan nyawa, dan kami tidak dapat merawat mereka secara efisien karena persediaan bahan bakar yang rendah.”

Rumah Sakit Indonesia, yang terletak di Beit Lahia, melayani lebih dari 150.000 penduduk di Gaza utara, berada di ambang penghentian operasinya, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pejabat kesehatan.

Marwan menjelaskan bahwa rumah sakit tersebut menghadapi situasi kritis dengan hanya 16 tempat tidur perawatan intensif dan persediaan bahan bakar yang sangat sedikit, yang membahayakan nyawa pasiennya. Ia mengungkapkan keprihatinan yang mendalam, karena jika pasokan listrik terganggu maka akan berakibat fatal.

Kelangkaan bahan bakar, tambahnya, juga dapat mengganggu pengoperasian mesin dialisis, sehingga berpotensi mengancam nyawa banyak pasien yang didiagnosis menderita gagal ginjal. “Kita berada di zona merah,” Sultan memperingatkan.

Selain kewalahan menangani pasien yang menderita luka parah akibat pemboman, rumah sakit juga berfungsi sebagai tempat penampungan bagi ribuan orang yang mengungsi dari rumah mereka – sebuah prosedur evakuasi yang telah mereka pelajari pada serangan sebelumnya.

Meskipun sebagian besar orang menghindari pemboman Israel selama lebih dari satu dekade, halaman rumah sakit telah menjadi tempat berlindung yang penting bagi mereka yang mencari perlindungan.

Menurut PBB, sekitar 1,4 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza kini menjadi pengungsi internal. Hampir separuh dari mereka mencari perlindungan di tempat penampungan PBB, sementara separuh sisanya mencari akomodasi sementara di rumah orang lain, rumah sakit atau fasilitas umum. Namun, fase perang ini telah membuktikan bahwa tidak ada yang bisa menjamin keselamatan.

Serangan terhadap atau di dekat fasilitas dan personel medis telah memberikan kontribusi terhadap kemunduran yang signifikan terhadap sistem layanan kesehatan Gaza sejak perang dimulai.

“Ini belum pernah kami lihat dan alami. Tak tertahankan,” kata dr Marwan. “Orang-orang berjejalan dengan pasien di seluruh halaman rumah sakit.

“Ini kondisi yang berbahaya. Namun saat ini semua tempat berbahaya, tidak ada tempat yang lebih baik atau lebih aman dibandingkan tempat lain saat ini.”katanya.

Diperkirakan 25 ambulans terkena serangan, dan 136 petugas kesehatan tewas sejak dimulainya perang. Dalam tiga hari terakhir saja, pesawat tempur Israel telah mengebom delapan rumah sakit di Jalur Gaza.

Militer Israel telah mengakui menargetkan ambulans, mengklaim bahwa salah satu kendaraan dalam konvoi medis pekan lalu “digunakan oleh sel teroris Hamas”. Hal ini menambah kepalsuan yang terus dilakukan Israel.

Dengan menggunakan tuduhan yang sama sebagai dalih, mengklaim bahwa Rumah Sakit Indonesia terletak di atas jaringan terowongan Hamas dan dekat dengan lokasi peluncuran serangan roket terhadap Negara Pendudukan, pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangkaian serangan agresif di sekitar rumah sakit tersebut yang menampung puluhan ribu orang yang terluka, sakit, dan terlantar, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Menanggapi tuduhan tersebut, Dr Marwan berkata, “Semua ini tidak benar. Mereka hanya ingin menyerang rumah sakit”.ungkapnya.

Rumah sakit ini dibangun Indonesia pada tahun 2016 untuk membantu pengobatan masyarakat Gaza.

“Datang dan lihatlah, Anda tidak akan menemukan terowongan dan bom, Anda hanya akan menemukan orang-orang kami sekarat.”ujarnya.

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober. Setidaknya 10.569 warga Palestina tewas, termasuk 4.324 anak-anak dan 2.823 wanita, serta 26.475 orang terluka.

Jumlah korban bertambah setiap hari, dan beberapa korban diyakini masih terkubur di bawah reruntuhan.@

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.