Kelemahan di Rantai Pasokan: Ketergantungan Israel pada Wilayah Gaza

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

SurabayaPostNews — Operasi “Badai Al-Aqsa” yang melibatkan serangan Hamas dan juga serangan pasukan Israel telah menyebabkan kerusakan yang signifikan di daerah tersebut. Ini berdampak besar pada industri pertanian di sekitar Jalur Gaza, yang dikenal sebagai “ladang sayur Israel.”

Data dari Serikat Petani Israel menunjukkan bahwa sebagian besar sayuran yang dikonsumsi di Israel berasal dari pemukiman di sekitar Jalur Gaza, bersama dengan sebagian buah-buahan dan susu. Tidak hanya itu, tetapi ada juga peternakan unggas, peternakan hewan lainnya, dan peternakan ikan yang berkontribusi pada pasokan pangan Israel.

Namun, serangan dan gangguan yang terjadi pada operasi tersebut telah menghambat kemampuan petani untuk bekerja dan memanen produk pertanian. Masalah tersebut juga diperparah oleh kurangnya tenaga kerja karena evakuasi sebagian besar pekerja Thailand dari wilayah perbatasan.

Hasil panen yang rentan terhadap pembusukan, seperti wortel, lobak, bawang, zucchini, dan mentimun, dapat menyebabkan kekurangan buah-buahan dan sayuran di Israel selama beberapa bulan ke depan.

Pemerintah Israel telah merespons dengan memberikan dukungan keuangan untuk mempekerjakan pekerja, menyediakan tempat tinggal, serta makanan dan transportasi. Mereka juga memutuskan untuk mengimpor susu dan telur dalam jumlah besar untuk menjaga pasokan pangan.

Para petani di Israel khawatir tentang berlanjutnya konflik dan ketergantungan pada pasar luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan negara mereka, yang dapat berdampak pada mereka secara ekonomi.

Sejak penarikan Israel dari wilayah sekitar Jalur Gaza pada tahun 2005, wilayah tersebut telah menjadi fokus penting bagi keamanan dan ketahanan pangan Israel, dengan banyak permukiman yang memperkuat wilayah tersebut.

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.