Pasar Induk Among Tani Kota Batu Masih Berpolemik, Begini Keluh Sejumlah Pedagang

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BATU (SurabayaPostNews) – Sejumlah pedagang buah apel di Pasar Induk Among Tani Batu mengeluh,Minggu (3/12/2023) terkait kios yang ditempati kurang luas dan bingung tempat buat stok apel.

Hal ini disampaikan Sujinah salahsatu pedagang apel di Pasar Induk Among Tani Kota Batu ketika ditanya apa yang menjadi keluh kesah para pedagang apel saat ini?

“Luasan kios disini kurang besar,dan tidak cukup,rekan – rekan pedagang disini keluhannya sama,mereka belum puas,”kata Sujinah saat berada di lokasi pasar buah apel, Minggu (3/12/2023).

Kios tersebut menurutnya tak cukup tampung apel, jadi sebagian buah apel di tampung tempat los depan kios ini.

“Kalau dulu ada sejumlah SK,tapi dijadikan satu sehingga kiosnya lebih luas.Sekarang beda,dari beberapa kios tersebut SK nya sendiri – sendiri dan tempatnya terpisah berdasarkan undian pada saat mau menempati kios – kios ini,” ungkapnya.

Lantas ungkap Ibu setengah baya sudah 20 tahun menekuni sebagai pedagang apel ini,berharap kios – kios tersebut ditambah atau diperluas agar nyaman bagi pedagang.

Waktu sama Siti Maryam menyebut untuk periode satu tahap dua tengah dibangunkan sebanyak 20 kios sepekan lagi diperkirakan rampung.

“Saat ini dibangun ada 20 unit kios itu dari tahap satu periode satu tahap dua tahun 2023, untuk yang los 2024 rencana dibalik kios yang sedang dibangun ini.Kalau yang 20 kios ini tinggal sepekan lagi rampung,” ujar Siti Maryam.

Sementara dari sumber informasi jati dirinya tidak mau disebut menilai Pasar Induk Among Tani Kota Batu kurang terkonsep dan didata dengan baik dan benar, alasannya.

“Sekitar satu bulan pasar ini sudah berjalan,atau dibuka.Karena tidak dikonsep sejak awal jadi tidak semua kios terisi,termasuk ratusan pedagang pasar pagi hingga saat ini tetap bertahan di Stadion Brantas Kota Batu karena belum mendapat tempat,” kata sumber ini.

Selain itu, juga terjadi satu orang punya tiga atau empat kios dan seterusnya,karena tempatnya terpisah sehingga sebagian kiosnya memilih ditutup,daripada dibuka semua,tapi tidak ada yang menjaga.

“Disitu tercermin bahwa kurang siapnya Pemerintah Kota Batu melalui dinas terkait saat itu.Pasar sudah berdiri megah dan mewah,namun tidak semua pedagang bisa pindah karena masih banyak kendala yang harus diselesaikan,” kata dia.

Lanjutnya,ketika dinas terkait tidak segera mengambil langkah,dan mengkonsep yang benar,menurut sumber ini pasar tersebut akan sepi,dan pengunjung datang ke pasar karena penasaran ingin melihat,bukan karena ingin belanja.

“Celakanya lagi Kepala Dinas pengampu belum tuntas menyelesaikan penataan pasar, kini sudah berganti kepala dinas yang baru.Semoga Kepala Dinas Koperasi yang baru dilantik yang membidangi Pasar Induk Among Tani Batu ini,tanggap dan gerak cepat menampung aspirasi warga pedagang yang selama ini masih menyisakan polemik,lantaran kios – kios tersenut belum dihuni seratus persen,” tambahnya.

Belum lagi kata dia,ratusan pedagang pasar pagi yang bertahan di Stadion Brantas Batu bagaimana nasib mereka?

“Mereka warga batu,mengais rezeki untuk kebutuhan keluarganya.Ketika tidak segera di sikapi dengan bijak, kasihan mereka. Tragisnya lagi para wakil rakyat terkesan abai,dan tidak pernah mikir nasibnya warga pedagang pasar pagi untuk mencarikan solusi,”Sindir dia.(Gus)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.