SURABAYA (SurabayaPostNews.Com) — Asal usul 1 Januari menandai Tahun Baru berasal dari sekitar 46 SM, ketika Julius Caesar mengembangkan kalender Julian berbasis matahari. Ini terjadi setelah kalender Romawi kuno berbasis perhitungan bulan tidak digunakan.
Kalender Romawi awal menetapkan 1 Maret sebagai hari pertama atau tahun baru. Kalender kala itu hanya memiliki 10 bulan, dimulai dengan bulan Maret.
Tahun baru yang dulu diawali dengan bulan Maret masih tercermin pada beberapa nama bulannya seperti September hingga Desember, bulan kesembilan hingga kedua belas dalam kalender Gregorian, awalnya diposisikan sebagai bulan ketujuh hingga bulan kesepuluh. (Septem adalah bahasa Latin untuk “tujuh”; okto, “delapan”; novem , “sembilan”; dan decem, “sepuluh”) Mitologi Romawi biasanya memuji raja kedua mereka Numa dengan penetapan dua bulan baru Ianuarius dan Februarius
Alasan lain di balik menjadikan 1 Januari sebagai awal Tahun Baru adalah untuk menghormati Janus – dewa permulaan Romawi yang memiliki dua wajah.
Untuk merayakan tahun baru masyarakat kuno mempersembahkan korban kepada dewa permulaan, menambahkan cabang pohon salam ke rumah mereka sebagai hiasan, dan bertukar hadiah.
Umat Kristen pada awalnya menganggap perayaan Tahun Baru bersifat paganistik. Jadi, 1 Januari dihapus sebagai awal tahun dan menggantinya dengan tanggal 25 Desember.