Surabaya — Stablecoin telah menjadi komponen vital dalam ekosistem cryptocurrency, menawarkan kestabilan harga yang diharapkan bisa memitigasi volatilitas yang biasa terjadi pada aset digital lainnya. Namun, tidak semua stablecoin diciptakan sama.
Dua contoh populer, TerraUSD (UST) dan Tether (USDT), memiliki mekanisme stabilisasi yang berbeda dan tingkat risiko yang unik.
TerraUSD (UST): Stablecoin Algoritmik
1. Mekanisme Stabilisasi Algoritmik
TerraUSD (UST) adalah stablecoin algoritmik yang dipatok ke dolar AS. UST mempertahankan nilainya melalui mekanisme yang melibatkan pembakaran dan pencetakan token LUNA. Ketika harga UST naik di atas $1, pengguna dapat membakar LUNA untuk mencetak lebih banyak UST. Sebaliknya, jika harga UST turun di bawah $1, UST dapat dibakar untuk mencetak LUNA. Mekanisme ini sepenuhnya berbasis algoritma tanpa dukungan cadangan fisik.
2. Risiko Depegging
Sistem stabilisasi algoritmik ini membuat UST rentan terhadap depegging, yaitu situasi ketika nilai stablecoin menyimpang dari patokan $1. Ini terjadi pada Mei 2022 ketika mekanisme algoritmik gagal di bawah tekanan pasar yang ekstrem, mengakibatkan inflasi besar-besaran pada LUNA dan penurunan signifikan nilai UST.
Tether (USDT): Stablecoin Berbasis Cadangan
1. Dukungan Cadangan Aset
Tether (USDT) adalah stablecoin yang dipatok ke dolar AS dan didukung oleh cadangan aset yang diklaim setara dengan jumlah USDT yang beredar. USDT mempertahankan nilai patokannya melalui cadangan yang terdiri dari uang tunai, surat berharga, dan aset stabil lainnya. Untuk setiap USDT yang dikeluarkan, Tether menyatakan memiliki aset yang setara dalam cadangan.
2. Kestabilan dan Transparansi
USDT cenderung lebih stabil dibandingkan dengan stablecoin algoritmik seperti UST karena didukung oleh cadangan aset nyata. Meskipun menghadapi kontroversi terkait transparansi cadangannya, USDT tetap berhasil mempertahankan patokan $1 dengan lebih konsisten.
USD Coin (USDC): Alternatif Berbasis Cadangan
1. Transparansi yang Lebih Tinggi
Sebagai tambahan, USD Coin (USDC) adalah stablecoin lain yang juga dipatok ke dolar AS dan didukung oleh cadangan aset nyata. USDC sering dianggap lebih transparan dibandingkan USDT karena penerbitnya, Circle, secara teratur mengaudit cadangan mereka dan menyediakan laporan transparansi. Ini memberikan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi kepada pengguna.
Perbandingan Kejatuhan UST dan Stabilitas USDT
1. Kejatuhan UST
Kejatuhan UST menunjukkan risiko yang terkait dengan stablecoin algoritmik. Ketika mekanisme stabilisasi algoritmik gagal di bawah tekanan pasar, UST mengalami depegging yang parah. Inflasi besar-besaran pada LUNA, token yang terkait erat dengan UST, memperburuk situasi ini, menyebabkan kerugian besar bagi investor.
2. Stabilitas USDT
Sebaliknya, USDT telah berhasil mempertahankan patokan $1 dengan lebih stabil karena dukungan cadangan asetnya. Meskipun ada beberapa kontroversi terkait transparansi, model bisnis berbasis cadangan ini memberikan stabilitas yang lebih besar dibandingkan dengan model algoritmik.
TerraUSD (UST) dan Tether (USDT) adalah dua stablecoin yang berbeda dalam mekanisme stabilisasi dan tingkat risiko.
UST mengandalkan mekanisme algoritmik yang melibatkan LUNA, sementara USDT dan USDC didukung oleh cadangan aset nyata.
Kejatuhan UST pada Mei 2022 menunjukkan risiko yang terkait dengan stablecoin algoritmik, sementara USDT dan USDC cenderung lebih stabil dan dapat diandalkan karena dukungan cadangan mereka.
Ketika memilih stablecoin, memahami perbedaan ini sangat penting untuk mengelola risiko dan memastikan stabilitas portofolio investasi.